Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durian Runtuh dan Harapan Baru Bernama Kampung Deret

Kompas.com - 18/07/2013, 07:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada yang bilang, musibah adalah akhir dari kehidupan. Ada yang percaya, tetapi banyak juga yang tak percaya. Juhain (51) termasuk golongan yang kedua.

Perempuan ini sama sekali tak menyangka, kebakaran hebat yang melanda permukimannya di RT 13 RW 01 Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada 4 Maret 2013 justru membawa hidup baru bagi dia dan 4 anaknya. 

Rabu (17/7/2013) siang, Juhain dan beberapa tetangganya tampak asyik berbincang. "Kalau dibilang untung ya untung juga. (Karena) kebakaran, kami malah dapat rumah baru, bagus lagi," ujar Juhain. Seorang ibu menimpali, "Iya, enak. Saya aja nggak jadi pulang kampung."

Di belakang mereka, tampak beberapa bangunan rumah bercat paduan hijau dan putih berderet. Belasan pekerja sibuk menyelesaikan bangunan yang sudah 70-an persen rampung itu. Sebagian pekerja terlihat mengecat, dan sebagian yang lain merapikan tembok dengan lapisan semen.

Bangunan-bangunan tersebut adalah salah satu kampung deret yang baru saja ditinjau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Di sini dibangun 50 rumah dengan dana dari program kepedulian sosial (CSR) beragam perusahaan. Sebanyak 38 rumah sudah berdiri gagah dan selebihnya ditargetkan rampung sesudah Lebaran.

Bila Kampung Deret ini rampung digarap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah merencanakan pula penataan kampung kumuh di sekitarnya. Kali ini, menggunakan dana APBD DKI Jakarta.

Kepada Kompas.com, Juhain, janda yang telah ditinggal mati suaminya akibat sakit delapan tahun silam itu, mengungkapkan kebijakan kampung deret bak durian runtuh bagi para korban kebakaran tersebut. "Saya nggak bayar, terima jadi rumah saja. Selama ini dibangun, saya nyewa kos dulu," ujar wanita penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) dan Kartu Jakarta Sehat itu.

Meniti hidup baru

Juhain mengaku kampung deret sangat memuaskan. Bagaimana tidak, bila dulu rumahnya yang terbakar hanyalah berbahan kayu beratap seng, sementara rumah baru yang akan dia terima benar-benar sebuah rumah tembok dua lantai seluas 25 meter persegi, dengan tiga kamar tidur dan satu kamar mandi.

Bagi perempuan yang tak bekerja dan selama ini bergantung pada pemberian anak pertamanya ini, bukan masalah besar bila rumah baru tersebut rencananya akan dihuni bersama oleh tiga keluarga atau total sekitar 9 jiwa.

Juhain berpendapat, pemberian rumah tersebut sudah menjadi semacam "kesempatan kedua" bagi dia dan warga miskin lain yang juga mendapatkan fasilitas itu. "Kami pengen memperbaiki nasib lama. Anak saya empat tapi tiga belum kerja. Satu kan karena cacat tadi. Ya paling nggak yang dua mendapat pekerjaan dari pemerintah," harap dia.

Kini tinggal memastikan sesuai kesepakatan bahwa selama lima tahun ke depan, rumah gratis tersebut tak boleh dijual atau dikontrakkan. Pemprov DKI Jakarta akan meningkatkan sisi ekonomi warga terlebih dahulu agar warga bisa mandiri dan bebas menentukan nasib masing-masing.

"Kenapa lima tahun? karena lima tahun yang akan datang diharap warga sudah memiliki kelayakan hidup dan produktivitasnya tinggi," ujar Kepala Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah DKI Jakarta Yonathan Pasodung, Rabu (17/7/2013).

Untuk mendongkrak kesejahteraan warga, Jokowi telah meminta jajarannya memetakan ulang potensi yang bisa dikembangkan dari warga Kampung Deret Tanah Tinggi ini. Tahun depan, konsep berbasis potensi itu diharapkan rampung. Saat itulah ujian sesungguhnya akan dimulai, pengentasan masyarakat miskin dengan lebih memberdayakan warga.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com