Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ingin Sungai Ciliwung Segera Dinormalisasi

Kompas.com - 22/07/2013, 21:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di bantaran Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, berharap normalisasi sungai tersebut dapat mengurangi dampak banjir di kawasan itu.

Wilayah di Kampung Pulo merupakan daerah langganan banjir. Pada Senin (22/7/2013) pagi, ratusan rumah warga di sana terendam air dari Sungai Ciliwung akibat hujan deras dari Bogor.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merencanakan untuk melebarkan sungai tersebut untuk menanggulangi banjir. Warga berharap normalisasi sungai itu dapat segera dilaksanakan dan membuahkan hasil positif.

"Mungkin cepat-cepat, kalau kali itu dinormalisasikan, menolonglah buat warga Kampung Pulo. Karena kalau kalinya dilebarin, sampah di bawah kali diangkat, kemungkinan enggak banjir seperti ini. Kalinya bisa lebih dalam," kata Ketua RW 02, Kampung Pulo, Kamaludin (51), saat ditemui Kompas.com, Senin (22/7/2013) malam.

Ia menuturkan, sekitar Maret 2013, sudah ada pertemuan antara aparat kecamatan setempat dan perwakilan warga mengenai rencana pelebaran sungai tersebut. Namun, sejak pertemuan dengan warga, belum tampak adanya upaya pelebaran sungai itu.

"Sudah sempat ketemu dan diundang sama Pak Camat dan ada juga dari PU (Dinas Pekerjaan Umum). Tetapi sampai sekarang masih nyari titik (pelebarannya), jadi belum dimulai saat ini," ujar Kamaludin.

Kamaludin mengatakan, saat ini lebar Sungai Ciliwung sekitar 35 meter dan akan diperlebar menjadi sekitar 50 meter. Sisi kanan dan kiri sungai akan diperlebar, masing-masing sebanyak 7 meter. Akan dibuatkan pula jalan inspeksi di samping sungai.

Dalam pertemuan itu, kata Kamaludin, diberitahukan pula bahwa akan ada rumah warga yang bakal terkena dampak pelebaran Sungai Ciliwung, khususnya yang bertempat tinggal persis di pinggir sungai. Warga juga mendapat tawaran untuk pindah ke rumah susun yang disediakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Ia mengatakan, belum ada kesepakatan mengenai ganti rugi atas rumah-rumah warga yang akan terkena dampak normalisasi sungai. Mengenai relokasi warga ke rusun, ia mengatakan, hanya yang bertempat tinggal di tepi sungai yang mungkin bersedia pindah ke rusun.

"Kelihatannya sih (warga) siap-siap saja. Asal memang benar rumah susunnya enggak begitu mahal, mereka mau, cuma itu khususnya yang di bantaran kali saja," katanya.

Banjir kali ini merendam sekitar 15 dari 17 RT di RW 02 Kampung Pulo. Ada sekitar 1.300 kepala keluarga (KK) dengan total 5.000 jiwa di kawasan itu. Hanya sekitar 180 KK yang lokasinya aman dari banjir. Sisanya terendam banjir kiriman dari Bogor. Banjir paling parah ada di RT 8 hingga RT 16.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com