Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok, kalau Berani Datangi Kita di Tanah Abang"

Kompas.com - 26/07/2013, 16:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditantang untuk mendatangi para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang. Mereka kesal karena pernyataan-pernyataan Basuki yang dianggap tak beretika.

Para PKL Pasar Tanah Abang ini menyampaikan langsung tantangan itu di depan Balaikota DKI Jakarta, Jumat (26/7/2013) sore. Mereka, yang terdiri dari puluhan orang PKL, menggebrak-gebrak pagar Balaikota.

"Kami minta klarifikasi omongan Ahok (sapaan Basuki). Kami tidak mau disebut sebagai mafia. Kami tidak mau disebut preman. Ayo, Ahok, kalau berani datangi kita di Tanah Abang," seru Iwan Landung, koordinator demonstrasi.

Lontaran keras Basuki selama ini, kata dia, tidak beretika dan tidak layak diucapkan oleh pejabat negara seperti Basuki yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI. Terlebih lagi, Basuki juga pernah melontarkan pernyataan analogi kalau Satpol PP dengan PKL seperti "Tom and Jerry" yang saling berkejar-kejaran.

Iwan mengatakan, dengan analogi itu, ia merasa tersinggung karena ia dianggap seperti hewan, kucing dan tikus. Iwan pun menegaskan agar Basuki lebih beretika dalam berbicara.

Pengunjuk rasa lainnya, Samin, meminta Basuki untuk mengklarifikasi ucapannya yang menyatakan kalau hampir seluruh PKL di Pasar Tanah Abang bukanlah warga Jakarta. "Kami warga Jakarta, bohong kalau di sana kebanyakan bukan warga DKI. Hampir 70 persen pedagang yang berdagang di sana itu warga Jakarta," kata Samin seraya menunjukkan KTP-nya.

Selain itu, ia juga memprotes tindakan Basuki yang mewacanakan untuk menggaji preman hingga Rp 4 juta. Namun, ia justru tidak memperhatikan kondisi PKL.

Sementara terkait rencana Pemprov DKI untuk memindahkan PKL ke Pasar Blok G Tanah Abang, Iwan Landung, Samin, dan lainnya bersepakat untuk menolak tawaran tersebut. Pasalnya, kondisi Pasar Blok G Tanah Abang tidak layak untuk dijadikan sebagai lokasi relokasi PKL.

Blok G, kata Samin, kondisinya memprihatinkan dan kerap dipakai untuk tempat mesum. Ia menuntut Basuki untuk turun langsung mengecek keadaan di Blok G untuk melihat kondisi yang sesungguhnya. Hingga pukul 16.10 WIB, demo itu masih berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com