Saragih (35), sopir metromini 41 jurusan Tanjung Priok-Pulogadung, Selasa (30/7/2013), mengatakan, kemacetan sering menjebak sopir hingga berjam-jam.
"Jika tak lewat jalur alternatif, terlalu lama di jalan, penumpang kabur karena tak sabar menunggu macet," ujarnya.
Trayek metromini 41 seharusnya lewat Jalan Yos Sudarso-Plumpang Raya-Semper-KBN Cakung-Pulogadung. Menurut Saragih, sopir menempuh rute Yos Sudarso-Artha Gading-Pegangsaan Dua untuk menghindari penumpukan kendaraan atau kemacetan di Jalan Plumpang Raya dan Simpang Lima Semper.
Sopir-sopir angkutan kota 01 dan metromini 23 jurusan Tanjung Priok-Cilincing juga harus menempuh jalur tikus untuk menghindari kemacetan. Mereka seharusnya menempuh rute Jalan Enggano-Sulawesi-Jampea Raya Cilincing, tetapi tak sedikit yang lewat Jalan Kramat Jaya-Simpang Lima SemperTugu Raya karena jalur utama macet.
"Biasanya sehari bisa 10 rit, tetapi belakangan cuma 3-5 rit karena macet. Jika tidak disiasati lewat jalan alternatif, kami bisa tak makan karena target setoran Rp 250.000 tak tercapai," kata Daud (45), sopir metromini 23.
Ade (23), sopir angkutan kota jurusan Tanjung Priok-Jakarta Kota, mengaku harus mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di Jalan RE Martadinata. Saat kemacetan parah terjadi di sekitar pelabuhan, Ade melajukan kendaraannya melalui Warakas-Sunter-Pademangan. "Penumpang biasanya tahu diri. Mereka turun di lokasi terdekat dengan tujuan kemudian jalan kaki atau naik ojek," ujarnya.
Bus-bus penumpang dari luar DKI Jakarta juga memilih jalur alternatif. Saat kemacetan terjadi di tiga jalur utama menuju Pelabuhan Tanjung Priok, yakni Jalan Yos Sudarso, RE Martadinata, dan Raya Cilincing, bus-bus dari Tasikmalaya, Garut, Bandung, Cirebon, dan Merak melintas di Jalan Bugis, Gadang, dan Enim.
Penanganan bersama
Kacaunya rute angkutan umum menyulitkan penumpang. Taufan (18), warga Tugu Selatan, Kecamatan Koja, mengaku harus menunggu berjam-jam karena angkutan kota jarang melintas di jalur utama. Dia juga beberapa kali harus berjalan kaki lebih jauh karena angkutan kota tak lewat di rute seharusnya.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara Benyamin Bukit menambahkan, kemacetan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok telah menjadi perhatian bersama instansi terkait. Sejumlah langkah ditempuh untuk mengurangi risiko kemacetan, antara lain menutup celah putar, menertibkan truk kontainer yang parkir di badan jalan, memperbaiki jalan rusak, dan memperbaiki pengelolaan arus kendaraan di dalam pelabuhan.
Benyamin menambahkan, kemacetan masih berpotensi terjadi seiring meningkatnya arus barang menjelang Lebaran. Terlebih lagi, sebagian pengusaha mengejar target pengiriman barang sebelum larangan melintas bagi truk pengangkut nonbahan pokok dan bahan bakar minyak pada H-4 Lebaran atau Minggu (4/8/2013).
Pada Selasa siang, penumpukan terjadi di Jalan Cakung Cilincing. Truk kontainer yang mendominasi jalanan melaju dengan kecepatan kurang dari 10 kilometer per jam di daerah Cakung hingga Kalibaru. (MKN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.