"Kapan saya menyebut nama Haji Lulung? Saya ketemu Haji Lulung cium pipi kiri, pipi kanan, kok," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta itu saat bertemu dengan para perwakilan dari Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok) di Balaikota DKI Jakarta, Senin (29/7/2013), seperti yang diunggah Pemprov DKI di Youtube.
Namun, para perwakilan tersebut menjelaskan bahwa orang Tanah Abang yang duduk di DPRD hanya Abraham Lunggana sehingga ucapan Basuki itu diartikan mengarah kepadanya.
Basuki menjelaskan bahwa dia hanya menjawab pertanyaan wartawan apa betul ada anggota DPRD yang terlibat di Tanah Abang. "Saya bilang, harusnya anggota DPRD tidak boleh terlibat, dia ngerti Perda. Berikutnya dia bilang saya disuruh tes kejiwaan. Saya bilang, saya tes kejiwaan, cuma lolos. Saya enggan ada nyinggung soal Haji Lulung," ujar Basuki.
"Saya yakin Haji Lulung enggak terlibat. Kalau sampai terlibat, bodoh dong Haji Lulung terlibat? Masak mungkin?" tutur Basuki lagi.
Berulang kali Basuki menjelaskan maksud dari kata-katanya tersebut, yang menurutnya salah diartikan. Dia pun meminta kalimatnya dipahami dengan benar.
"Saya tidak mengatakan Haji Lulung tolol. Saya bilang, kalau Haji Lulung tidak kenal Perda, tolol. Itu beda, Pak," jelas Basuki.
Namun, para perwakilan Rajjam mengkritik pernyataan-pernyataan Basuki dengan lebih luas. Mereka meminta Basuki lebih memikirkan kata-kata yang digunakannya sebagai pejabat publik sehingga tidak menyakiti hari rakyat. Misalnya, dengan menyebut kata komunis, mafia, tolol, dan sebagainya.
"Kalau berdebat soal tata bahasa memang repot, Pak," cetus Basuki.