Saefullah mengatakan, surat bernomor 1074/-1.8.23.522.1 tersebut telah diberikan kepada Ali Djawas selaku pengelola rumah potong hewan (RPH) Pasar Tanah Abang. Dalam surat itu disebutkan bahwa pengelola RPH diminta segera mengosongkan lahan milik PD Dharma Jaya karena aktivitas pemotongan hewan itu tidak sesuai peruntukkannya.
Saefullah menyebutkan, pengosongan RPH itu akan dilakukan pada Sabtu (3/8/2013). Ia mengatakan, tukang jagal yang menolak penertiban itu akan dikenakan hukuman tindak pidana ringan. "Memang ada perdanya tidak boleh melakukan pemotongan di dalam kota," kata Saefullah kepada Kompas.com di Pasar Blok G Tanah Abang, Rabu (31/7/2013).
Secara terpisah, Ali Djawas mengatakan akan berkonsultasi dengan DPRD DKI Jakarta, khususnya Wakil Ketua DPRD, Abraham Lunggana. Ali merasa Saefullah telah memutuskan secara sepihak dan terlalu tergesa-gesa melayangkan surat pengosongan. Menurut Ali, pembicaraan relokasi RPH baru dilakukan sekali dan itu pun belum menemukan titik terang.
"Tiga ini (alternatif relokasi) saya minta dibicarain ke Ahok (Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama). Tahu-tahu datang surat ini. Saya omelin tadi Pak Saefullah," kata Ali.
Tiga alternatif lokasi yang diusulkan Ali adalah lahan milik PT KAI yang kini digunakan sebagai lapangan parkir truk, lahan di belakang Museum Tekstil, serta lahan di Jalan Sabeni, Tanah Abang. Hingga saat ini, Ali mengaku belum menghubungi para pemilik lahan tersebut. Ia memilih menunggu keputusan dari Gubernur DKI Joko Widodo ataupun Basuki. Meski demikian, seandainya direlokasi, ia memilih di lahan milik PT KAI.
"Jangka pendek mungkin masih bisa dibicarakan. Kalau jangka panjang, enggak mungkinlah (ada RPH di dalam kota)," ujar Saefullah menanggapi permintaan tukang jagal.
Dalam kunjungannya ke Pasar Blok G Tanah Abang, Rabu sore, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak berkomentar banyak tentang sengketa lahan PD Dharma Jaya dan tukang jagal. Meski sampai di depan kantor RPH, Jokowi tak mampir menengok keadaan di dalamnya.
"Sudahlah, ngerti saya rumah jagal kayak gitu," ujar Jokowi saat ditanya kenapa dirinya tidak menyempatkan diri ke kantor Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.