Akibat pengaturan seperti itu, tentu sopir bus merasa diberlakukan tidak adil. "Kami menuntut keadilan agar pengaturan lalu lintas disamaratakan dengan kendaraan pribadi," katanya.
Menurut dia, dirinya tiba di Pelabuhan Merak sejak pukul 07.00 WIB, namun sampai pukul 21.00 WIB belum juga diseberangkan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pengelola Pelabuhan Merak bisa berbuat adil terhadap sopir bus. Bahkan, dirinya sudah sekitar 13 jam masih bertahan di Pelabuhan Merak.
"Kami yakin jika pengaturan lalu lintas itu dilakukan dengan adil, tidak ada bus yang tertahan berjam-jam," katanya.
Begitu pula Supriyadi, sopir bus ekonomi jurusan Lampung, menyatakan dirinya kecewa terhadap pengaturan lalu lintas yang mendahulukan kendaraan pribadi.
Padahal, kata dia, bus juga membawa penumpang, termasuk anak-anak kecil, dan mereka kelelahan. Bahkan, menurut dia, di antara penumpang ada yang pingsan karena mereka berada di dalam bus berjam-jam.
"Kami datang ke sini pukul 06.00 WIB, sampai malam pukul 21.00 WIB atau sekitar 15 jam belum diseberangkan ke Bakauheni, Lampung," katanya.
Koordinator Bus Sumatera di Pelabuhan Merak Syawal mengatakan setiap masa mudik Lebaran sopir bus selalu kecewa, karena kendaraan pribadi didahulukan menyeberang.
"Kami ke depan berharap pengelola Pelabuhan Merak memprioritaskan bus, sehingga pemudik merasa nyaman," katanya.
Sementara itu, Manager Usaha Pelabuhan Merak Nana Sutisna yang mendatangi sopir bus mengatakan pihaknya meminta para sopir bersabar karena arus kendaraan padat. Semua bus bisa diseberangkan ke Pulau Sumatera karena jumlah kapal sangat memadai.
"Kami minta sopir bersabar dan mengantre, kami juga akan berupaya agar bus bisa berangkat ke Bakauheni, Lampung," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.