Saat Kompas.com berkunjung ke rumah sederhananya yang persis di samping Makam Wijaya Kusuma, Hadi Doyo menceritakan kalau pihak Wali Kota Jakarta Barat menjanjikannya berangkat ke tanah suci Mekkah seusai hari raya Idul Adha.
"Belum berangkat, kata Pak Wali (Fatahillah) setelah Lebaran haji baru berangkatnya," kata Hadi Doyo, Selasa (6/8/2013).
Kendati demikian, ia tidak kecewa walau masih harus menunggu sabar hingga hari raya Idul Adha. Pasalnya, ia kini telah memegang paspor untuk keberangkatannya dan namanya pun sudah didaftarkan pada sebuah agen travel yang melayani perjalanan umrah.
Saat beberapa waktu lalu Basuki berziarah ke Makam Wijaya Kusuma, ia memang memerintahkan Wali Kota Jakarta Barat Fatahillah untuk mengurusi segala kebutuhan yang diperlukan Hadi Doyo untuk beribadah umrah. Di dalam rumah yang berlapis kayu yang sudah mulai rapuh itu, ia menceritakan kalau beribadah ke Tanah Suci merupakan salah satu impiannya sejak ayahnya yang dulu juga merupakan penjaga makam itu masih hidup.
Bahkan, ia memiliki cita-cita untuk dapat memberangkatkan seluruh keluarganya beribadah ke Tanah Suci. Namun, harapannya itu harus terhenti melihat kondisi keuangan yang ia terima hanya cukup untuk menghidupinya, istri, dan ketiga anak-anaknya. Harapan itulah yang kelak akan terus ia sampaikan begitu ia tiba di tanah Haram atau di depan Kabah.
"Semua orang juga kepengin beribadah ke Tanah Suci. Saya sekarang jadi salah satu orang yang beruntung bisa ke sana dan jadi peristiwa paling luar biasa dalam hidup saya, senang sekalilah," kata Hadi Doyo.
Selama Ramadhan, paling tidak dalam seharinya ada lima orang yang mengunjungi Makam Wijaya Kusuma. Ia pun tak berminat untuk mencari mata pencarian lain untuk menghidupi keluarganya. Amanat almarhum ayahnya untuk menjaga makam itu hingga saat ini masih terus diingat oleh pria setengah baya itu.
Tak seperti warga lainnya yang berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halaman mereka dan merayakan Lebaran di desa, Hadi Doyo bersama keluarga lebih memilih untuk ber-Lebaran di rumah sederhana mereka. Walaupun dalam hati kecilnya, ia sangat menginginkan untuk mudik ke kampung halamannya di Sukabumi, Jawa Barat.
"Enggak punya duit. Biasanya kita sama-sama pulang ke Sukabumi. Tapi, sudah setengah tahun ini enggak pernah mudik lagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.