Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Suka Cara Ahok, tapi Tak Adil kalau Cuma untuk yang Ber-KTP DKI"

Kompas.com - 10/08/2013, 14:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) mendapat apresiasi dari banyak kalangan, terkait ketegasannya menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang. Namun begitu, ada juga yang menganggap Pemprov kurang adil.

Aldi (28) salah satunya. Pedagang Blok B Tanah Abang itu menilai Pemprov tidak adil karena mendahulukan PKL yang ber-KTP DKI Jakarta untuk menempati Blok G Tanah Abang.

"Saya suka caranya Ahok, tapi kalau (yang boleh berjualan) harus KTP DKI itu saya anggap membeda-bedakan banget," kata Aldi, kepada Kompas.com, Jakarta, Sabtu (10/8/2013).

"Dia itu orang mana sih, semua orang kan boleh cari nafkah di Jakarta, cuma beda nasibnya aja, dia jadi Wagub," kata pria asli Palembang itu.

Menurutnya, banyaknya pedagang yang menggelar lapaknya di jalanan karena harga sewa kios di trade center seperti di Blok A, Blok B, dan Metro Tanah Abang sangat tinggi. Harga sewa kios (dua pintu) di Blok A dan Blok B bisa mencapai Rp 250 juta per tahun. Malah, di Metro Tanah Abang bisa tembus Rp 300 juta per tahun.

"Saya tahu, karena dulu saya juga pernah di jalanan," lanjutnya lagi.

Sejak tiga tahun terakhir, Aldi menempati sebuah kios badan di Blok B. Harga sewa kios badan (satu pintu) jauh lebih murah, Rp 90 juta per tahun. Harga lapak-lapak di jalanan yang hanya Rp 5 juta per tahun, menjadi faktor pendorong menjamurnya PKL. Uang-uang kutipan dari para preman pun sudah menjadi konsekuensi yang murah.

Menurut Aldi, Jakarta tak kekurangan ruang usaha. Hanya saja, harga menjadi persoalan utama, terutama bagi para pendatang bermodal cekak.

"Orang lihatnya pas dua bulan sebelum Lebaran, pas ramai-ramainya. Coba lihat pas selain itu, di sini sepi. Keuntungannya enggak ada. Enggak cukup buat sewa kios yang mahal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com