JAKARTA, KOMPAS.com
 Pada hari pertama kerja setelah libur Lebaran, sejumlah camat dan lurah di DKI Jakarta yang direkrut melalui proses lelang jabatan sudah langsung ”tancap gas”. Selain melihat kedisiplinannya, evaluasi hasil kerja mereka juga harus terus dilakukan.

Dari pantauan Kompas di kelurahan di wilayah Kecamatan Gambir dan Tambora, hari pertama kerja dimulai dengan mengadakan upacara di halaman kantor kecamatan setempat, Senin (12/8). Setelah upacara, semua pegawai langsung membuka pelayanan.

Camat Gambir Henry Perez langsung mengundang semua lurah yang ada di wilayahnya untuk rapat koordinasi.

”Pertemuan kali ini kami fokuskan untuk pengembalian fungsi beberapa lahan yang selama ini banyak disalahgunakan warga,” ujar Henry.

Camat yang memperoleh poin 240 dalam seleksi lelang jabatan lurah dan camat itu juga memanggil Lurah Cideng Samsudin. Mereka secara khusus membahas persiapan normalisasi saluran penghubung Citarum. Dalam rapat disepakati normalisasi saluran air sepanjang 1 kilometer tersebut akan dilaksanakan pada bulan Oktober.

”Setelah ini, saya akan coba menemui warga untuk berdialog dengan warga. Selama ini, warga mengatakan siap untuk membersihkan permukiman yang ada di atas saluran air asalkan tidak menggunakan alat berat,” ujar Samsudin. Sebagian besar petugas terlihat sudah masuk kerja.

Evaluasi enam indikator

Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna mengapresiasi kinerja beberapa camat dan lurah yang langsung bekerja ”tancap gas” pada hari pertama.

”Upacara yang dilakukan di beberapa kantor kecamatan cukup membantu untuk meningkatkan disiplin. Namun, disiplin saja tidak cukup. Ada beberapa indikasi yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kinerja camat dan lurah hasil lelang jabatan,” tuturnya.

Yayat mengatakan, setidaknya ada enam indikator yang bisa digunakan untuk menilai kinerja camat dan lurah hasil lelang jabatan.

”Evaluasi bisa dilakukan dengan melihat tingkat kedisiplinan kerja, semangat kerja, target- target yang berhasil dicapai, ide-ide kreatif, penyelesaian masalah, dan sejauh mana berpartisipasi bersama masyarakat,” ujarnya.

Camat dan lurah hasil seleksi, menurut Yayat, adalah orang- orang pintar yang lulus dalam seleksi.

”Mereka seharusnya tidak hanya bisa melaporkan masalah, tetapi seharusnya juga pintar dalam menyelesaikan masalah,” lanjutnya.

Yayat juga mengapresiasi camat atau lurah yang mampu menciptakan forum untuk berkumpul dan berdialog bersama tokoh masyarakat dan terjun langsung untuk bertemu dengan warga guna menggali masukan- masukan dari warga.

”Upacara, rapat, atau diskusi dapat dilakukan. Namun, penyelesaian kasus di lapangan lewat hadirnya camat atau lurah itu jauh lebih penting,” ujarnya.

Semakin disiplin

Secara keseluruhan, pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlihat semakin disiplin. Hanya satu pegawai yang alpa tanpa memberikan keterangan pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran.

”Tahun lalu, ada 10 orang yang alpa. Artinya, PNS di DKI Jakarta semakin disiplin,” kata Kepala Bidang Pengendalian Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Slamet.

Menurut Kepala Seksi Humas Suku Dinas Komunikasi dan Informatika Kantor Wali Kota Jakarta Barat Yusman Busono, belum semua karyawan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat bekerja. Namun, sudah terjadi peningkatan dibandingkan tahun lalu.

PNS yang hadir seusai libur Lebaran tahun ini tercatat 2.913 orang atau 81 persen dari total 3.572 PNS yang ada di Jakarta Barat. (FRO/WIN/K10)