Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waduk Pluit Dinormalisasi, tapi Masih Banjir"

Kompas.com - 15/08/2013, 14:14 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, yang sudah berubah menjadi lebih baik dipandang sinis warga sekitar waduk yang menolak direlokasi. Menurut mereka, perubahan tersebut tidak membawa manfaat karena masih banjir.

"Bodo amat, mau dikeruk-keruk juga enggak peduli. Enggak ada manfaatnya juga, soalnya masih banjir," kata Kamiyati, warga Jalan Pluit Timur Taman Buruh, Penjaringan, saat ditemui Kompas.com, Kamis (15/8/2013).

Menurut Kamiyati, rumah kontrakannya yang tepat di seberang Waduk Pluit masih terendam banjir saat hujan sering mengguyur Jakarta pada Mei 2013. Meski demikian, diakui dia, banjir tidak sampai menenggelamkan tempat tinggalnya.

Meski akan dibangun taman yang kelak bisa digunakan untuk banyak hal, wanita setengah baya tersebut tak peduli. Menurutnya, kelak yang menikmati taman tersebut hanya warga di luar kawasan waduk.

"Itu dikeruk-keruk juga, enggak bakal bersih waduknya. Eceng gondoknya hari ini dibersihin, besok juga muncul lagi," ujar dia.

Begitu juga dengan Sari, tetangga Kamiyati. Dia memilih bertahan di rumahnya ketimbang ikut pindah ke Rusun Marunda atau Rusun Cakung. "Saya enggak mau pindah rusun, soalnya jauh dari mana-mana, entar ongkosnya jadi mahal. Lagian saya punya usaha di sini (warung makan)," cetusnya.

Menurut dia, dari cerita temannya yang pindah ke Rusun Cakung, biaya sewa di sana juga tidak murah, yakni Rp 800.000 per bulan.

Terjadi perubahan besar di Waduk Pluit. Delapan bulan lalu, waduk tersebut tak ubahnya tempat sampah raksasa. Sampah mengalir bersama banjir yang merendam Jakarta pada Januari 2013. Kini, separuh "wajahnya" berseri seiring dengan hadirnya pohon-pohon baru di lahan yang sebelumnya disesaki pendatang dan bangunan liar itu.

Bibit pohon yang ditanam rata-rata setinggi 3 meter. Ada lebih dari 12 jenis pohon, semuanya khas pesisir, seperti pohon anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman), dan ficus daun kecil (Ficus lyrata).

Ada pula pohon jati (Tectona grandis) yang berjejer dan tumbuh lebih dari tiga tahun dengan tinggi tak kurang dari 5 meter. Pohon baru ditanam dengan jarak khusus dan kedalaman lubang beragam, selang-seling bersisian dengan beton selebar 3,5 meter yang dibangun khusus untuk jalan inspeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com