JAKARTA, KOMPAS.com — Para pedagang pasar malam di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kini dapat berjualan tanpa pungutan liar ataupun pemalakan oleh preman.
Petugas keamanan Lokasi Binaan Pasar Minggu, Zaenudin, menjamin saat ini tidak ada praktik premanisme di pasar malam Pasar Minggu. Pria yang pernah menjadi preman Pasar Minggu sejak 1994 hingga 2001 itu mengatakan, tidak ada lagi penyewaan lahan seperti pernah dilakukan preman saat pedagang masih berjualan di jalan.
"Paling hanya dipungut uang kebersihan dan listrik, itu juga hanya Rp 1.000. Sudah nyamanlah, tempat tetap, pungutan juga kecil. Tapi, kalau untuk pedagang malam di dalam terminal, kurang tahu ya, soalnya beda yang menata," ujar Zaenudin, Selasa (20/8/2013).
Sebelumnya, para pedagang di pasar malam Pasar Minggu sempat memprotes adanya pungutan sebesar Rp 5.000 per hari. Pedagang menganggap pungutan itu terlalu besar, apalagi transaksi yang mereka jalankan masih kurang akibat penertiban relokasi pedagang dalam beberapa hari terakhir.
Meski demikian, sudah dua hari ini tidak ada pungutan. Menurut Zaenudin atau biasa dipanggil Bang Zay, para preman yang dulunya menyewakan lahan kini turut membantu menata pasar dan tempat parkir. Mereka tidak memungut biaya, apalagi memaksa. Semuanya tergantung kesadaran pedagang yang menempati lahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.