Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Harian Berjaminan Dinilai Mengada-ada

Kompas.com - 21/08/2013, 00:50 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana PT KAI Commuter Line memberlakukan tiket harian berjaminan (THB) belum dipahami sejumlah pengguna jasa kereta api di Bekasi.

Sebagian penumpang bahkan menilai, kebijakan itu mengada-ada dan hanya akan membuat penumpang KRL yang banyak menggunakan kartu single trip lebih repot.

"Kereta api itu kan angkutan umum, masak penumpang harus ngasih jaminan segala. Kayak orang mau ngutang di bank saja," keluh Abdul Wahab, warga Tambun, Kabupaten Bekasi.

Karyawan perusahaan swasta di Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta, itu menilai, kebijakan baru tersebut malah bakal menambah repot para penumpang KRL Commuter Line.

Penumpang akan mengantre dua kali, yaitu saat mereka membeli tiket dari stasiun pemberangkatan, dan saat mereka menukarkan kartu THB dengan uang jaminan di stasiun tujuan.

"Kalau alasan banyak kartu yang hilang, kan tinggal diperketat saja pengawasan di pintu keluar masuknya penumpang. Ini (THB) malah bakal lebih ribet lagi ntar," imbuhnya.

Abu Elhaq, mahasiswa pascasarjana di sebuah perguruan tinggi di Bogor, juga mengeluhkan hal serupa. "Saya hanya 2-3 kali seminggu kuliah, makanya selama ini lebih sering pakai kartu single trip," tuturnya.

Saat ini, jika hendak pergi ke Bogor, Abu hanya perlu membayar Rp 5.000. Berangkat dari Stasiun Bekasi, dia harus transit dulu di Stasiun Manggarai. Dia biasanya turun di peron tiga, terus pindah jalur ke peron enam arah ke Bogor.

Dia menduga, jika kebijakan itu diterapkan, maka antrean penumpang KRL akan tambah panjang. "Antrean orang bakal panjang banget tuh. Sekarang aja kalau pagi orang antre udah berjubel. Ntar orang mau pulang juga antre lagi," keluhnya.

Baik Wahab maupun Abu menyayangkan, kebijakan yang diambil pengelola Commuter Line sering kali berubah. Namun, pelayanan kurang diperhatikan. Wahab mencontohkan, sejak kereta ekonomi dihapuskan, penumpang otomatis beralih ke KRL Commuter Line.

"Gerbong Commuter Line jadi bejubel, tapi beberapa kereta malah AC-nya mati. Padahal itu pintu gerbong tertutup rapat. Penumpang nggak berjubel saja, kalau pintu tertutup dan AC mati, di dalam jadi pengap," keluhnya.

Mereka berharap, pengelola KRL Commuter Line serius memperhatikan pelayanan kepada para penumpang. Selain memperbaiki fasilitas secara berkala, jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta juga penting untuk ditepati.

Kepala Stasiun Bekasi Hariyanto mengatakan bahwa sosialisasi penerapan tiket harian berjamin itu sudah dilakukan sejak dua hari lalu dengan menempelkan spanduk serta diberitakan melalui pengeras suara.

"Wajar saja, kalau ada kebijakan baru, pasti banyak keluhan. Tapi kalau sudah jalan, biasanya aman-aman saja," tuturnya.

Secara garis besar, kata dia, kebijakan THB itu ditargetkan untuk menyasar pengguna kartu single trip yang jumlahnya 18.000-an orang per hari.

Halaman:
Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com