Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Diharap Tak Tebang Pilih antara Tanah Abang dan Senayan

Kompas.com - 21/08/2013, 14:31 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama diminta tidak tebang pilih dalam menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang dan pedagang tanaman di kawasan Senayan.

Pengamat perkotaan, Nirwono Yoga, mengatakan, imbauan Basuki agar pedagang tanaman di Senayan mundur 2 meter dinilai tidak akan berlangsung lama. Namun, Pemprov DKI harus segera merelokasi pedagang tanaman hias ke tempat yang lain, tidak di atas trotoar lagi.

"Berbahaya jika menerapkan standar ganda, di satu pihak dilarang, di lain pihak masih ada keringanan. Nanti pedagang trotoar yang lain bisa menuntut hak yang sama," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/8/2013).

Imbauan Basuki yang meminta agar pedagang tanaman "hanya" mundur 2 meter, kata Nirwono, bisa saja menjadi bumerang dan dianggap inkosisten. Sebab, di satu sisi, pedagang di tempat lain langsung diminta pindah, sedangkan pedagang di Senayan hanya diminta mundur sedikit.

Jika mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 yang menyebutkan tidak boleh ada kegiatan komersialisasi di atas trotoar, dan selama ini dijadikan acuan dalam penertiban, kata Nirwono, seharusnya pedagang tanaman hias di Senayan juga bisa diancam tindak pidana ringan (tipiring), seperti halnya di Tanah Abang.

"Uji konsistensi, jika memang mengacu pada perda, harusnya tidak pandang bulu. Kalau di Tanah Abang bisa dilakukan tipiring, harusnya di Senayan bisa dong," katanya.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, trotoar yang digunakan pedagang tanaman hias adalah trotoar yang berada di Jalan Gerbang Pemuda dan Jalan Asia Afrika, tepatnya di sisi barat dan sisi selatan Stadion Gelora Bung Karno.

Trotoar di Jalan Gerbang Pemuda memiliki luas 10 meter, tetapi digunakan pedagang tanaman hingga 8 meter. Pedagang hanya menyisakan jalan kosong 1 meter di depan dan belakang tempat mereka berjualan.

Sementara trotoar di Jalan Asia Afrika yang memiliki luas 5 meter digunakan pedagang sekitar 3 meter. Biasanya lalu lintas di kawasan ini macet saat dilaksanakan acara besar, baik di Stadion GBK maupun di arena-arena di sekitarnya.

Akibat tidak ada area untuk tempat pejalan kaki, warga terpaksa berjalan hingga ke jalan raya. Pasca-imbauan Basuki, pedagang terlihat berkemas-kemas memundurkan pot-potnya sedikit ke belakang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com