Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Selalu Ada Taman untuk Harmoni Nada di Jakarta...

Kompas.com - 26/08/2013, 03:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di mana ada taman, di situ seharusnya ada musik. Kalimat itu adalah prinsip sekaligus impian yang ingin diwujudkan sekelompok orang yang pada akhir pekan menggesekkan bow ke dawai biola di Taman Suropati, Jakarta Pusat.

Salah satu di antara mereka adalah Fredrick Hendrick (29). Ketika pertama kali muncul pada 2004 di taman yang berada di seberang Gedung Bappenas di Jalan Diponegoro tersebut, tutur Hendrick, niat mereka adalah terutama mengajari para pengamen jalanan.

"Prinsip kami saat itu, siapa pun yang mau bermusik, apalagi yang tidak mampu, kami bantu," tutur Hendrick mengenang masa-masa itu. Tak mulus, tentu saja. Berjalan tiga tahun, kegiatan mereka yang sejak awal memang memilih biola sebagai alat musik ini berhenti.

Namun, selalu akan ada tunas lain yang bersemai saat dahan yang sebelumnya telah patah. Begitu juga kegiatan bermusik di taman terbuka ini.

Entah siapa memulai, komunitas-komunitas musik bermunculan kembali di Taman Suropati. Saat ini, setidaknya dua komunitas masih menyemarakkan semilir angin di taman ini dengan gesekan biola mereka.

Satu komunitas, yang diikuti Hendrick, adalah Mairead Nesbitt Violin Club. Sementara satu komunitas yang lain adalah Taman Suropati Violin Center. Bila kelompok Hendrick memilih gaya Irlandia dalam menggesek biola, kelompok yang satu lagi setia dengan aliran klasik.

Udara yang terbuka berbaur dengan lantunan nada dalam gesekan biola menjadi paduan yang bisa membuat terlena, baik untuk para pemain maupun para penikmatnya.

"Di sini lebih terbuka. Kalau di ruangan kan jenuh. Di sini lebih nyantai, menikmati pohon-pohon dulu. Di situ energinya kita bermusik," ujar Andi Nurafni (19) dengan mata berbinar. Dara yang mengaku mulai berlatih biola sejak 2008 ini pun mengakui kehadiran para "penonton dadakan" di taman juga menjadi energi tambahan untuknya bermain musik.

Namun, tetap saja ada hal-hal yang dapat menghalau suka dari harmoni taman dan alunan nada itu. Hujan adalah salah satunya. Maklum, di Taman Suropati tak ada fasilitas peneduh, hanya ada ruang terbuka dengan rimbun dedaunan dari pohon-pohon di tengah pengap kawasan jetset Ibu Kota.

"Kalau minta pemerintah dibuat peneduh di sini, sayang juga. Masak cuma buat kami sampai dibikin begitu, takut disalahgunakan juga. Jadi, mending begini aja," ujar Nurafni. Kalau hujan tak kunjung reda, Taman Menteng menjadi alternatif mereka. Di taman yang dulu adalah lokasi Stadion Menteng tersebut, masih ada sebidang tempat dengan atap.

Bagi Hendrick maupun Nurafni, yang terpenting adalah kepastian bakal selalu ada taman untuk mereka nyaman menguntai nada dari dawai biola. Mereka berdua berharap, bila ada semakin banyak taman terbuka yang nyaman untuk warga Jakarta, komunitas semacam milik mereka pun akan bermunculan dengan sendirinya, memunculkan harmoni di sela gemerisik dedaunan di taman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com