Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasatpol PP Bantah Aparatnya Pukuli Warga Waduk Pluit

Kompas.com - 27/08/2013, 21:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso membantah pernyataan sejumlah warga Waduk Pluit tentang kekerasan yang dilakukan oleh personel Satpol PP dalam pembongkaran rumah warga pada Kamis (22/8/2013).

Warga Blok G RT/RW 19/17, Penjaringan, Jakarta Utara, melaporkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Satpol PP ke Mapolda Metro Jaya. Mereka tidak terima diperlakukan kasar oleh Satpol PP saat pembongkaran sisi kumuh Waduk Pluit.

"Banyak polisi di situ, jadi kalau dibilang satpol PP memukul di situ, jelas tidak," kata Kukuh saat dihubungi wartawan, Selasa (27/8/2013).

Kukuh mengatakan, dalam pembongkaran rumah liar di bantaran Waduk Pluit, personel Satpol PP telah bertindak manusiawi. Ia mengatakan, dirinya selalu berkeliling ke lahan yang telah mengalami pembongkaran. Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum DKI itu mengatakan, satpol PP akan membantu warga yang bersedia pindah dari rumah-rumah ilegal itu ke rumah susun. Warga akan dibantu mulai dari mengangkut barang ke atas truk, persiapan fasilitas truk, hingga diantarkan menuju tempat tujuan. Semua fasilitas itu, menurutnya, bebas biaya.

"Satpol PP malah bantu angkut-angkut itu. Bantu mengeluarkan barang dan mengepak barang. Ada juga warga yang enggak mau karena sudah dapat mobil angkut," kata Kukuh.

KOMPAS.COM / DIAN FATH RISALAH EL ANSHARI Beberapa warga mengambil puing bekas bongkaran Rt 19 Rw 17, sisi barat waduk Pluit, Jakarta Utara.

Tanpa pentungan

Kukuh menegaskan, aparat satpol PP tidak menggunakan pentungan dalam melakukan pembongkaran bangunan liar di Waduk Pluit. Ia membantah ada aparatnya yang memukul  warga. Pentungan itu, kata dia, digunakan untuk menangkis apabila ada warga yang mencoba melawan. Ia mengaku tak melihat peristiwa pemukulan yang dilaporkan oleh warga. Kukuh menuturkan, ia berada di lokasi tersebut mulai dari pagi hingga sore. Ia mengklaim kondisi di lokasi tersebut kondusif.

Kukuh menyebutkan, laporan warga ke Mapolda Metro Jaya itu membuat personel satpol PP menjadi lebih siaga. "Karena yang kita hadapi itu bukan musuh kita, orang kita sendiri yang cari makan di sini. Kalau saya tahu ada satpol PP yang seperti itu, saya tempeleng sendiri," tegas Kukuh.

Ia mengatakan, Pemprov DKI telah memberikan solusi bagi warga bantaran Waduk Pluit, yakni dengan menawarkan relokasi ke rusun. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta telah mengalokasikan sekitar 100 unit rusun untuk penghuni 68 bangunan yang dibongkar tersebut. Lokasi rusun itu di Marunda, Muara Angke, dan Cengkareng.

Sedikitnya 24 keluarga telah bersedia pindah ke rusun. Seperti sisi barat waduk yang telah kosong, sisi timur akan dibangun menjadi waduk dan Taman Sriwedari Indah yang ditumbuhi berbagai pepohonan.

Kukuh mengharapkan, warga Waduk Pluit dapat melihat penertiban itu sebagai kepentingan warga Jakarta secara keseluruhan. Di samping itu, penertiban itu sebagai upayaa normalisasi Waduk Pluit untuk menanggulangi dan mengurangi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com