Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Kota Tua yang Tak Terurus

Kompas.com - 29/08/2013, 10:49 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemandangan kumuh dan tidak terawat dapat terlihat ketika menyusuri tangga terowongan penyeberangan orang (TPO) di depan Stasiun Jakarta Kota. Sampah terlihat berserakan, lantai terlihat jarang dibersihkan. Terlihat pula coretan berbau vandalisme di dinding dan kaca terowongan penyeberangan tersebut.

Pemandangan tersebut tidak berhenti ketika kita sudah berada di tengah TPO, di mana terdapat air mancur hijau pekat akibat bercampur lumut, dan bunga-bunga di taman tampak layu. Beberapa bagian dindingnya mulai retak-retak.

KOMPAS.COM / DIAN FATH RISALAH EL ANSHARI Air Mancur di Terowongan Jakarta Kota sudah tidak berfungsi dengan baik terlihat dari airnya yang sudah berwarna hijau karena bercampur dengan lumut.

TPO tersebut bukanlah termasuk bangunan tua. Namun, kondisinya sekarang seperti bangunan tua yang kumuh yang tidak terawat. Kekumuhan TPO itu dimanfaatkan para pengemis untuk menidurkan anaknya di anak tangga terowongan tersebut. Para pejalan kaki juga mengeluhkan kumuhnya TPO.

"Kumuh sekali, kadang juga sering jadi tempat orang pacaran. Kita yang pejalan kaki jadi merasa tidak nyaman," ungkap Kiki (23), warga kemayoran yang hendak naik transjakarta, Rabu, (28/8/2013).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Anggi (28), karyawan swasta yang setiap harinya melewati TPO tersebut. "Kotor sekali dan gelap kalau malam, suka ngeri juga," ungkapnya.

Menurut Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Gathut Dwi Hastoro, sejak TPO itu digunakan hingga detik ini, belum ada perbaikan sehingga kondisinya semakin memprihatinkan. Dia mengatakan, perawatan TPO hanya sekadarnya setiap hari.

"Tidak pernah diperbaiki, ya cuma dipel atau disapu. Tapi dari segi keindahan dan kenyamanan memang masih sangat kurang dan cukup memprihatinkan," kata Gathut.

Penyebab tidak terawatnya TPO adalah minimnya kerja sama dan koordinasi instansi dari pihak berwenang dalam menangani fisik TPO itu, dalam hal ini Dinas Perhubungan. "Kalau UPK Kota Tua hanya bertugas untuk menata, mengembangkan, dan memanfaatkan segala hal yang berada di kawasan ini. Karena TPO berada di kawasan Kota Tua, jadi memang perlu koordinasi semua pihak untuk merawat dan melestarikannya, walaupun TPO masih tergolong baru," ujarnya.

Gathut mengatakan, keberadaan TPO bisa terawat jika kewenangannya tidak berada satu atap. Seharusnya, banyak pihak yang dilibatkan untuk memperbaiki kondisinya.

"Misalnya pembenahan fisik tanggung jawab Dishub, kalau sampah urusan Dinas Kebersihan, perbaikan taman kewenangan Dinas Pertamanan dan untuk pelestarian cagar budayanya bisa melibatkan UPK Kota Tua, dan seterusnya," imbuhnya.

TPO tersebut dibangun sejak tahun 2005 dan dibuka sejak 20 Februari 2008. TPO ini menghubungkan Stasiun Jakarta Kota, Halte Busway Kota, dan jalur pedestrian dekat Museum Bank Mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com