Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Minta Tak Ada Lagi Anak Tertinggal Putus Sekolah

Kompas.com - 29/08/2013, 14:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dina Lestari dan Diki Wahyudi yang sudah dua tahun putus sekolah kini telah kembali masuk sekolah. Kepada Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Mulyadi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta tidak ada lagi anak tertinggal putus sekolah.

"Menurut pak Wagub, jangan sampai ada anak yang tertinggal tidak sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Menurut Taufik, anak kembar berusia 13 tahun itu telah mengikuti kegiatan belajar mengajar lagi sejak Rabu (28/8/2013) kemarin. "Ananda Dina Lestari kelas 5 SD Grogol Utara 09 Pagi. Sementara ananda Dicky Wahyudi saat ini sudah mulai bersekolah kelas VII SMP 185," ujar Taufik.

Taufik menjelaskan, pihaknya melalui bidang TK/SD dan bidang SMP/SMA, langsung ke rumah orangtua dan mencarikan sekolah bagi kedua anak tersebut. Dinas Pendidikan DKI juga telah memberikan kelengkapan sekolah, seperti buku, seragam, dan alat tulis. 

Sementara berdasarkan penjelasan Basuki, pembiayaan sekolah anak kembar itu menggunakan dana operasional pribadinya. Basuki juga mengaku meminta bantuan kepada staf pribadinya, Nathanael yang juga koordinator Ahok Center untuk mengurusi permasalahan itu. Mulai dari meninjau lokasi rumah anak kembar itu hingga mengurusi sekolah.

Dina dan Diki putus sekolah selama dua tahun. Mereka merupakan anak dari Rosidah (41), dengan kartu keluarga Jakarta Selatan benomor 3174050601093123.

Dalam Kartu Keluarga tertanggal 17 Desember 2012 itu, kepala keluarga mereka bernama Eko Waluyo. Rosidah sudah lama berpisah dengan suaminya, dan kini bekerja serabutan. Anak paling tua Rosidah, putus sekolah dan membantu sang eyang berjualan ikan di Jepara.

Warga RT 08 RW 04 Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini mengatakan, anak kembarnya sempat mengikuti orientasi sekolah di SMP Al Ikhlas, salah satu sekolah swasta. Saat itu, mereka mendapat keringanan berupa dua kali mencicil biaya masuk sekolah sebesar Rp 1 juta. Namun, kata Rosidah, dia tak sanggup memenuhi keperluan perlengkapan sekolah untuk kedua anaknya itu, bahkan untuk biaya hidup sehari-hari pun sudah berat.

Sebagai buruh cuci, dia mengaku hanya mendapat upah harian Rp 25.000 di lingkungan tempatnya tinggal. Sekarang, lanjut Rosidah, Dina dan Diki juga ikut bekerja serabutan dengan menjadi penjaga rental playstation di dekat rumah mereka. Dia berharap kedua anaknya ini masih bisa melanjutkan sekolah, setidaknya sampai tamat SMP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com