Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Membenahi Lokasari Tak Sesulit Tanah Abang

Kompas.com - 31/08/2013, 20:00 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan, membenahi Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari, Jakarta Barat, tak sesulit menata kawasan perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu dikatakan Basuki, saat menghadiri Lebaran Betawi, di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu, (31/8/2013).

"Sekarang lagi kami kaji, secara peraturan sudah menyalahi UPT, BLUD atau properti. Kami ambil dan masukkan ke BUMD saja," kata Basuki.

Bila ada lokasi, kata Basuki, akan dibangun rusunawa terpadu sebagai tempat tinggal. Menurutnya, di kawasan Lokasari ada tanah yang terbengkalai seluas 1,5-2 hektar. Basuki mengatakan, Pemprov DKI akan membeli lahan tersebut dan akan membangun rumah susun (rusun). Hal ini dilakukan karena tempat hiburan itu telah berubah fungsi dan tak menghasilkan banyak keuntungan.

"Yang biasa kos-kosan nanti bisa di rusunawa," ujar Basuki.

Ke depannya, THR Lokasari juga akan digabungkan dalam satu badan usaha milik daerah. Dengan penggabungan ini, Pemprov DKI berharap ada kontribusi positif terhadap pendapatan asli daerah. Sementara itu, terkait rumor yang menyebutkan THR Lokasari menjadi tempat para pekerja seks komersial (PSK), Basuki tak mau menduga-duga.

"Mereka kan belum terbukti PSK, yang cantik-cantiknya memang harus PSK? Yang jelek juga banyak loh, jadi jangan asal nuduh," ujar Basuki.

Dengan berbagai bisnis pusat hiburan malam, griya pijat, dan lainnya, THR Lokasari diharapkan mampu menggenjot pendapatan hingga Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar per tahun. Namun, Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Jakarta mencatat bahwa sumbangan PAD dari tempat hiburan itu hanya sebesar Rp 448 juta pada 2012.

Pada 2011, setoran keuntungannya hanya Rp 381 juta dan pada 2010 hanya 340 juta. Penerimaan ini merupakan jumlah paling kecil dibandingkan BUMD lain yang PAD-nya mencapai miliaran rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com