Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2013, 15:51 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo tidak ingat berapa kali mengunjungi Blok G Tanah Abang sejak Juli hingga diresmikan awal September. Jokowi hanya mengingat kunjungannya itu hampir dilakukan setiap hari, pagi, siang, sore, malam, dan dini hari. Beberapa kali kunjungannya itu diliput media, tetapi sebagian lain dilakukan tanpa pantauan media.

"Tanyakan warga Tanah Abang berapa kali saya ke sana. Saya tidak ingat. Kadang pagi, siang, sore, malam, dini hari. Saya perlu terus memantau kondisi di sana agar pekerjaan bisa cepat jalan," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Kedatangannya ke Tanah Abang, katanya, bagian dari manajemen kontrol sebuah proyek. Tanpa manajemen kontrol yang intensif, pekerjaan akan lebih lama selesai. "Tidak perlu waktu lama jika terus-menerus ditunggui. Jika dilepas, relokasi di sana bisa satu tahun," kata Jokowi.

Kedatangan Jokowi tidak selalu bersama wartawan, tetapi hanya ditemani ajudan dan orang dekat. Jam kunjungannya pun tidak jelas. Walau lebih sering pada jam kerja, pada saat tertentu, Jokowi kadang mendatangi Blok G saat dini hari.

"Jika semua sudah bisa jalan sendiri, mengerti yang dikerjakan, cepat merespons persoalan, saya tidak perlu ke sana terus. Tetapi, kondisinya tidak seperti itu. Pihak-pihak terkait belum bisa dilepas sendiri," katanya.

Ketika ditanya mengenai jumlah sekitar 30 kali kunjungan, Jokowi mengatakan bisa jadi sampai angka itu. Model kontrol serupa diterapkannya untuk penanganan Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Manajemen kontrol seperti itu dia dapatkan ketika 23 tahun bekerja di sektor swasta. "Saya terbiasa bekerja dalam batas waktu yang singkat, tuntutan kualitas kerja tinggi, dan tepat waktu," katanya.

Pada awal penataan Tanah Abang, Juli lalu, Jokowi sempat disarankan agar tidak mengunjungi Tanah Abang karena dianggap berisiko. Namun, anjuran itu hanya diterima beberapa hari. Selanjutnya, dia rajin mengunjungi Pasar Blok G. Dia ingin memastikan langsung proses relokasi berjalan lancar. Relokasi pedagang kaki lima (PKL) merupakan langkah awal menata kawasan niaga itu.

Bukan hanya relokasi, Pemprov DKI Jakarta menata kawasan itu menjadi kawasan niaga kelas dunia. Akses jalan dipermudah, jalan sempit dilebarkan, drainase diperlancar, dan fasilitas umum sedang dilengkapi. Kelak Gubernur DKI Jokowi ingin menjadikan Tanah Abang menjadi sentra primer, pusat grosir industri tekstil nasional dan internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com