Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Naik Mobil Murah, Sanggup Enggak Bayar Rp 100.000 Sekali Lewat?

Kompas.com - 11/09/2013, 16:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Apabila Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo khawatir dengan kebijakan pemerintah pusat terkait mobil murah, hal berbeda justru diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Basuki santai dengan banyaknya mobil murah yang akan menambah kemacetan di Ibu Kota.

"Enggak takut, biasa saja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (11/9/2013).

Basuki yakin Jakarta tidak akan macet dengan kehadiran mobil murah. Yang terpenting, kata dia, DKI memiliki transportasi massal yang baik dan nyaman.

Selain itu, DKI juga akan memberlakukan sistem zonasi parkir dengan tarif mahal, baik off-street maupun on-street. Electronic road pricing (ERP) juga diyakininya membuat warga enggan menggunakan kendaraan pribadi ke tengah kota.

"Misalnya kamu naik mobil murah, sanggup enggak bayar Rp 100.000 sekali lewatnya?" kata Basuki.

Hingga saat ini, kata dia, penerapan ERP masih dalam tahap tender investasi. Sistem pembayaran ERP akan menggunakan satelit, on board unit (OBU), dengan memotong uang yang ada di bank.

Sistem ERP dengan OBU ini, kata dia, menyerupai kartu kredit. Pemilik mobil nantinya akan menerima tagihan dari sensor yang memantau OBU di dalam kendaraan. ERP ini juga telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2012-2017.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, ERP diyakini dapat mencegah mobil masuk ke Ibu Kota. "Tapi, tetap syarat utamanya bus sedang dan transjakarta mesti siap dulu. Kalau enggak, nanti kasihan warga tidak punya pilihan," kata Basuki.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebelumnya sempat mengatakan kebijakan mobil murah akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kendaraan roda empat. Kebijakan itu bertolak belakang dengan kebijakan lainnya untuk mengurai kemacetan di ibu kota. Bahkan ia menyebut, segala kebijakan pembatasan kendaraan seperti ganjil genap atau ERP akan menjadi sia-sia dengan adanya kebijakan mobil murah.

Oleh karena itu, Jokowi pun memastikan kebijakan mobil murah itu akan menambah macet Jakarta. Pasalnya, jumlah kendaraan akan terus bertambah, seiring dengan meningkatnya taraf hidup warga Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com