Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, artefak yang dicuri bukan benda museum biasa. Hanya kolektor yang berselera menampung artefak peninggalan abad X dan abad XI itu.
"Karena ini barang yang akan diminati kolektor, tidak mungkin ini jatuh ke tempat yang tidak semestinya," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (13/9/2013).
Rikwanto mengatakan, pencuri tersebut tentu orang yang memahami nilai barang tersebut, termasuk mengenai ke mana mereka menyalurkan barang curian.
"Ini nilai sejarahnya luar biasa. Tentunya yang berani mengambil barang-barang itu sudah tahu akan menyalur ke mana," ujarnya.
Bila titik terang kasus tersebut terungkap, polisi akan mendalami kemungkinan keterlibatan pihak-pihak yang memuluskan aksi pencurian tersebut. "Ini akan ditelusuri, siapa yang memesan, siapa yang disuruh mengambil, dan siapa yang disuruh membantu untuk memudahkan mengambil barang tersebut," tutur dia.
Empat artefak berlapis emas itu raib dari penyimpanannya yang terletak di dalam satu lemari kaca di ruang Kasana, lantai dua, gedung Museum Nasional. Hilangnya artefak itu baru disadari pada Rabu (11/9/2013) pagi, tetapi baru dilaporkan ke polisi sehari kemudian.
Sebanyak 38 orang internal museum tengah dimintai keterangan. Polisi juga menelusuri masalah kerusakan CCTV serta alarm museum yang diketahui sudah lama tak berfungsi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.