JAKARTA, KOMPAS.com —
Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan membuka akses angkutan umum di area Rumah Susun Sewa Pinus Elok, Jakarta Timur. Pembukaan akses ini untuk memenuhi kebutuhan warga calon penghuni rusun agar lebih mudah mendapatkan moda transportasi umum.

Program ini sejalan dengan rencana relokasi 350 keluarga dari kawasan Waduk Ria Rio. "Kami segera sesuaikan trayek angkutan umum terdekat ke arah kawasan Rusunawa Pinus Elok. Adapun jenis angkutan umum yang masuk ke sana bergantung pada kondisi jalan di sana," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, Selasa (17/9), di Jakarta.

Jika akses sempit, Dinas Perhubungan DKI akan membelokkan angkutan kota ke sana. Sementara jika jalannya cukup, bus bisa dilewatkan mendekati kawasan rusun.

Rusunawa Pinus Elok dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain belum layak huni, rusun itu juga belum tersentuh akses transportasi umum. Akses transportasi umum terdekat ke rusun sejauh sekitar 1 kilometer.

Menurut Pristono, model penyesuaian arus seperti itu sudah dilakukan di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. "Prinsipnya, angkutan umum justru ingin mencari penumpang. Kewajiban dinas perhubungan menyesuaikan trayek sesuai kebutuhan warga. Harapannya, akses warga yang menghuni rumah susun tetap terbuka," kata Pristono.

Uang pindah

Sebagian warga yang tinggal di bantaran Waduk Ria Rio, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, masih mengharapkan bantuan uang relokasi sebesar Rp 5 juta. Alasannya, mereka membutuhkan dana itu untuk bertahan hidup sambil mencari pekerjaan baru di tempat relokasi.

"Camat Pulogadung sudah berjanji kepada warga di RT 006 dan RT 007 pada 9 September lalu untuk mengusahakan setiap keluarga mendapatkan Rp 5 juta. Namun, kami belum mendapatkan informasi kepastian pengucuran dana itu hingga saat ini," kata Wakil Ketua RW 015 Mufli Ardi saat ditemui Kompas.

Menurut Mufli, warga berkeinginan agar pemberian uang tersebut sesuai dengan waktu kepindahan mereka ke Rusun Pinus Elok di Penggilingan. "Mereka merasa cemas apabila sudah menerima uang tersebut, tetapi rusun yang disediakan belum siap dihuni," ujarnya.

Camat Pulogadung Teguh Hendarwan, saat dihubungi, mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak PT Pulomas terkait permintaan warga tersebut. "Sampai detik ini mereka masih tetap menyiapkan dana yang diberikan kepada warga hanya Rp 1 juta," tutur Teguh.

Dirinya pun mengharapkan agar rehabilitasi rusun tersebut dapat diselesaikan pada akhir bulan ini. "Hal itu karena berdasarkan surat dari PT Pulomas, pembongkaran akan dilakukan akhir bulan ini," ungkap Teguh.

Sudah bersih

Berdasarkan pantauan Kompas di Waduk Ria Rio, Selasa pukul 10.30, tidak tampak lagi eceng gondok di tempat tersebut. Padahal, dua minggu lalu tempat itu masih dipenuhi eceng gondok. Teguh mengatakan, proses pengerukan di sisi barat Waduk Ria Rio sudah selesai dilakukan.

Sementara di Tangerang Selatan, Banten, penertiban oleh PT Pertamina Gas terhadap bangunan yang berdiri di atas jalur right of way (ROW) pipa gas di Pamulang mulai berjalan. Pemasangan patok telah dilakukan pada Senin lalu.

Berdasarkan pantauan, tidak hanya pedagang kaki lima yang mendirikan bangunan di jalur pipa gas tersebut, tetapi berbagai bangunan gedung permanen, seperti pagar kampus dan bangunan sekolah swasta, juga berdiri di kawasan terlarang itu.

PT Pertamina Gas sudah memberikan batas waktu kepada PKL untuk membongkar sendiri paling lambat 25 September mendatang. (K06/RAY/NDY)