JAKARTA, KOMPAS.com —  
Warga Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, mulai menempati Rumah Susun Pinus Elok, Pulogebang, pada pekan ini secara bertahap. Sementara Waduk Ria Rio akan dikeruk semakin dalam sehingga berfungsi sebagai pengendali banjir pada musim hujan.

Pengerukan juga dilakukan di Waduk Pluit dan Waduk Tomang Barat. Langkah ini perlu dipercepat mengingat musim hujan diperkirakan mulai datang pada Oktober ini.

Hingga Minggu (29/9), berdasarkan data dari Kecamatan Pulogadung, setidaknya 225 keluarga yang bermukim di bantaran Waduk Ria Rio bersedia direlokasi ke Rusun Pinus Elok. Untuk itu, Dinas Perumahan DKI Jakarta telah menyediakan 260 unit tempat tinggal di Blok A2, A5, dan A6.

Kemarin, sebagian warga Ria Rio yang sudah memperoleh tempat tinggal mulai membersihkan unitnya. Sesuai jadwal yang diatur Pemprov DKI, mereka akan masuk ke rusun dalam satu pekan ini secara bertahap, Senin (30 September) hingga Jumat (4 Oktober).

Dengan rincian, warga yang memperoleh unit di lantai satu akan pindah pada Senin. Sementara warga yang memperoleh unit di lantai dua akan pindah hari Selasa dan demikian seterusnya hingga warga yang memperoleh unit di lantai lima.

Wahyu Tri (50), warga Waduk Ria Rio, mengatakan, setelah masuk unit rusun, Pemprov DKI baru akan memberikan uang kompensasi Rp 3 juta beserta perabot rumah tangga, yakni kulkas, televisi, tempat tidur, dan lemari pakaian.

Namun, menurut Wahyu, saat unitnya dibersihkan, ditemukan kebocoran pada bagian wastafel.

"Kalau bagian saluran, sih, lancar, tak ada yang mampet dan bocor," katanya.

Warga juga mengkhawatirkan jaringan listrik di rusun karena hingga Minggu unit mereka belum teraliri listrik. "Listriknya sudah atau belum, saya tidak paham, nih. Soalnya, saya coba pakai untuk charge HP tidak ada listriknya," kata Zaenab (50), warga lainnya.

Hanya air yang sudah mengalir ke setiap unit rusun. Itu sebabnya, warga mulai membersihkan tempat tinggalnya. Selama warga membersihkan unitnya, baru tampak sejumlah bangunan rusun yang mengalami kebocoran. Di Blok A5 ditemukan air yang terus merembes dari salah satu unit yang ada di lantai satu.

Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Jefyodya Julyan mengatakan, kerusakan itu akan diperbaiki pengelola rusun. "Silakan warga melapor ke pengelola, bagian mana saja yang rusak," katanya.

Taman

Sementara itu, taman Waduk Ria Rio yang telah dibangun sebagian mulai digunakan warga untuk berolahraga.

PT Jakarta Propertindo selaku pelaksana pembangunan kawasan Waduk Ria Rio segera meratakan bangunan rumah warga yang telah pindah ke rusun.

Direktur Utama PT Jakpro Budi Karya Sumadi mengatakan, Waduk Ria Rio ditargetkan bersih dari hunian warga pada November. Sebab, masih ada sekitar 200 keluarga yang belum direlokasi karena menunggu penyediaan rusun.

Menurut Budi Karya, penataan Waduk Ria Rio dilaksanakan secara simultan, yaitu sebagai pengendali banjir dan pengelolaan air limbah menjadi air bersih. Hal ini juga dilaksanakan di Waduk Pluit. Dengan demikian, air kotor yang masuk ke waduk difiltrasi terlebih dahulu secara alamiah sehingga akan diperoleh air yang jernih.

Pengelolaan air di Waduk Pluit dan Ria Rio bertujuan menjadikan kedua waduk itu sebagai sumber air baku di Jakarta. "Kini, kami sedang mengeruk Waduk Pluit untuk dijadikan dua kolam sehingga bisa digunakan untuk pengelolaan air kotor menjadi air jernih," katanya.

Selain Waduk Ria Rio dan Waduk Pluit, Pemprov DKI juga melaksanakan normalisasi Waduk Tomang Barat. Ketiga waduk itu akan dioptimalkan sebagai pengendali banjir dalam menghadapi musim hujan pada akhir tahun 2013 ini.

Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo menyampaikan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, musim hujan di Jakarta akan datang pada Oktober-November. (FRO/NDY/MDN)