Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Moda Transportasi di Dukuh Atas Diusulkan Terintegrasi

Kompas.com - 02/10/2013, 13:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jakarta Monorail mengusulkan agar kawasan Dukuh Atas menjadi titik temu antara empat moda transportasi, yakni monorel, mass rapid transit (MRT), kereta listrik, dan bus transjakarta. Usulan itu disertakan bersama dua dokumen yang diserahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Presiden Direktur PT Jakarta Monorail John Aryandanda, Rabu (2/10/2013) pagi, melaporkan beberapa hal kepada Joko Widodo, antara lain kerja sama investasi PT JM dengan China Northern Railways (CNR). John juga melaporkan kesiapan groundbreaking di Setiabudi Utara pada 16 Oktober 2013.

"Ketiga, kita minta Gubernur membentuk tim agar dapat koordinasi soal integrasi titik temu semua transportasi publik. Integrasi mencakup monorel, MRT, KRL dan transjakarta," ujarnya saat ditemui di Balaikota Jakarta, Rabu pagi.

Tak hanya itu, PT JM juga meminta Jokowi memikirkan soal penggunaan e-money untuk pembayaran segala moda transportasi. Jika terlaksana, maka pengguna moda transportasi tidak perlu repot-repot menggunakan uang tunai. John mengklaim, sejauh ini usulannya soal mengintegrasikan sejumlah moda transportasi massal di Jakarta sejalan dengan ide Jokowi. Dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi Jakarta akan melaksanakan kajian, baik soal integrasi moda transportasi atau penggunaan e-money.

"Beliau (Jokowi) bilang, setelah groundbreaking akan diadakan pertemuan dengan stakeholder lain untuk merealisasi dua hal tersebut," ujarnya.

John memperkirakan, jika stasiun monorel dibangun di Dukuh Atas, maka dapat terintegrasi dengan shelter transjakarta, Stasiun Sudirman, dan Stasiun MRT di samping Kali Krukut. Hanya saja, ia masih menimbang-nimbang apakah integrasi itu akan berbentuk underground atau layang.

"Itu dia pentingnya pembentukan tim koordinasi tadi, supaya pilihan-pilihan tadi jadi pertimbangan untuk direalisasikan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com