Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki, Tantangan Lain Jokowi dan Pemimpin Negeri

Kompas.com - 05/10/2013, 08:09 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Rahmat Patutie

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Joki, pemandangan yang akan gampang kita temui pada jam-jam pemberlakuan ketentuan 3 in 1 untuk jalanan Jakarta. Mereka menawarkan jasa untuk minimal menjadi "orang ketiga" di dalam mobil yang memilih melintas di jalur yang terkena aturan itu.

Bekerja menjadi joki cukup dengan berdiri di lokasi strategis di sekitar "mulut" jalur 3 in 1. Berpakaian "pantas" untuk naik ke mobil yang akan memakai jasa, sedikit usaha yang diperlukan. Lambaikan tangan, pada kendaraan yang terlihat memelankan laju kendaraan, untuk membuka peluang "jasa" terpakai.

Ini adalah pekerjaan tak butuh keterampilan. Cukup memenuhi langkah-langkah di atas, maka kemungkinan mendapatkan uang cukup besar didapatkan. Sekali layanan melengkapi jumlah minimal tiga orang dalam satu kendaraan, paling tidak Rp 20.000 sudah masuk kantong.

Udin (29) adalah salah satu joki itu. Mangkal di bilangan Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta pusat, dia menyasar kendaraan yang hendak melintasi Jalan Sudirman atau Jalan Thamrin melintasi ruas itu. "Jam kerja" mereka adalah menjelang pemberlakuan 3 in 1 setiap pukul 07.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-19.00 WIB.

"Putus nyambung putus nyambung. Kalau kerja ya kerja, kalau nganggur ya jadi joki lagi," kata Udin, ketika ditemui Kompas.com, Jumat (4/10/2013). Dia mengaku, dengan menjadi joki, dia bisa mengantongi Rp 20.000 sampai Rp 50.000 per hari.

Risiko jadi joki, sebut Udin, hanya dikejar-kejar Satpol PP. Itu kalau sedang ada operasi atau arahan baru dari para pemimpin wilayah. Di "wilayah operasi" Udin, operasi bisa terjadi karena kawasan itu kerap disebut sebagai "ring satu", dengan banyak pejabat negara maupun perwakilan asing tinggal maupun berkantor di sana.

Ketidakefektifan 3 in 1

Kehadiran joki di banyak lokasi di Jakarta adalah potret tak efektifnya kebijakan 3 in 1. Semula, kebijakan ini dibuat untuk mengurangi kepadatan lalu lintas Jakarta, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Harapannya, orang akan memilih menggunakan angkutan umum, atau setidaknya "berkolaborasi" menumpang satu kendaraan.

Namun, fenomena joki yang bukan lagi rahasia jelas memupus efektivitas yang diharapkan. Kemacetan tetap saja lebih parah pada jam-jam pemberlakuan ketentuan itu. Selain memang orang nyaris serempak melintas, joki menjadikan aturan minimal tiga orang dalam satu kendaraan tak mengurangi jumlah mobil yang melintas. Cukup rogoh kocek sesuai jumlah joki yang dibutuhkan, maka selesai persoalan minimal penumpang dalam satu kendaraan roda empat.

Udin mengatakan, kalaupun razia joki digelar, jera adalah kata yang jauh dari kamus para joki. Dia mengatakan, bila terjaring razia, para joki dikirim ke Panti Sosial di Cipayung, Jakarta Timur, atau ke Panti Sosial di Kedoya, Jakarta Barat. "Tidak kapok," ujar dia tanpa bercerita apa yang dia dapatkan dengan "hukuman" ditempatkan di panti sosial itu.

Pekerjaan jadi kilah

Leni (40), perempuan keturunan Ambon, ini mengaku menjadi joki karena terpaksa. "Suami saya tak bekerja," kata dia. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, joki yang tak butuh keterampilan apalagi pengalaman kerja, dilakoni.

Setiap "bekerja", Leni melibatkan dua anak perempuannya. Satu anak berusia di bawah lima tahun selalu dia gendong. Satu anaknya yang lain adalah siswa sekolah dasar. Leni mengaku keluarganya tinggal di rumah kontrakan, tak ada yang menjaga anak balitanya bila ditinggal di rumah.

Dalam sehari, Leni mengaku bisa mendapatkan Rp 20.000 sampai Rp 40.000. Sesekali, aku dia, tak ada yang memilihnya menjadi joki. "Kalau dikejar (petugas) ya ngumpet, ya saya bisanya hanya joki," aku dia.

Bukan hanya satu dua

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com