Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib Jakarta Tanpa Jokowi-Basuki?

Kompas.com - 07/10/2013, 11:01 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bukan hanya Joko Widodo yang memiliki elektabilitas tinggi, Basuki Tjahaja Purnama juga cukup populer sebagai cawapres, berdasarkan survei Cyrus Network. Andai Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai capres dan cawapres, bagaimana nasib Jakarta?

Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago, memperkirakan Jakarta akan "repot" apabila ditinggal dua pemimpin Ibu Kota tersebut. Dari sudut pandangnya, dampak tersebut terletak pada program dan janji Jokowi-Basuki untuk Jakarta.

"Kalau ditinggalkan Jokowi-Basuki, ya tentu bisa repot. Nantinya bisa terputus habis kesinambungan yang sudah disampaikan 1 atau 2 tahun ini," kata Andrinof saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/10/2013).

Menurut Andrinof, untuk menjaga kesinambungan program dan janji yang telah disampaikan kedua pemimpin Jakarta itu, akan ada baiknya jika salah satu saja yang "meninggalkan" Jakarta untuk maju sebagai calon presiden RI. Misalnya, Jokowi saja, yang dalam berbagai survei memang selalu unggul sebagai calon presiden RI.

"Kalau terlepas Jokowi ninggalin, tidak boleh dua-duanya pergi ninggalin (Jakarta). Apakah Basuki jadi cawapres, mestinya tidak boleh," ujar Andrinof.

Andaikata Jokowi mengikuti pencalonan sebagai presiden dan kemudian terpilih, menurut Andrinof, paling tidak mantan Wali Kota Surakarta ini—secara moral terhadap masyarakat—perlu menjawab bahwa ia akan berkontribusi bagi DKI Jakarta dan wilayah sekitar Ibu Kota.

Penyelesaian masalah Jakarta, kata Andrinof, tidak terlepas dari wilayah yang berhubungan langsung dengan Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hal itu meliputi masalah program, birokrasi, proyek multi-tahun atau infrastruktur, dan promosi yang digagas selama ini bagi Jakarta.

Jika demikian, maka masyarakat akan memahami dan melepas Jokowi serta memberikannya dukungan. "Jadi, bukan pembenaran, bukan karena Jokowinya, bukan PDI-P atau siapa. Itu merupakan syarat buat masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut, pengamat dari Universitas Indonesia ini mengatakan, jika Jokowi sendiri maju sebagai calon presiden, maka Basuki secara undang-undang akan menempati posisi gubernur DKI Jakarta.

Yang menjadi pertanyaan apakah Jakarta Baru dapat diwujudkan? Menurut Andrinof, Basuki perlu mendapat wakil gubernur (wagub) atau wakil dengan visi dan misi yang sama untuk Jakarta Baru. Setidaknya seperti hubungan Jokowi dan Basuki yang harmonis sejalan dalam membangun Jakarta yang lebih baik. "Itu jadi tantangan untuk melihat, apa bisa mendapatkan wagub yang tepat," ucapnya.

Kendati demikan, lanjut dia, bila memang nantinya Jokowi dan Basuki maju sebagai capres dan cawapres RI, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan terlebih dulu, yang tidak mungkin dilepas begitu saja oleh keduanya. Jokowi dan Basuki harus meletakkan fondasi yang kokoh untuk Jakarta. "Orang butuh kepastian bagaimana Jakarta Baru ini membuat Jakarta," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com