"Sudah di luar pemikiran saya. Masak anak sekolahan tindakannya kayak begitu," sesal Gubernur DKI Jakarta itu di Balaikota, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Jokowi, melalui Dinas Pendidikan DKI, juga akan memanggil pihak yang terkait atas insiden tersebut, baik pihak sekolah, yakni SMK 1 Jakarta, maupun orangtua pelaku. Dia ingin mengetahui ada apa di balik peristiwa tersebut.
Jokowi berencana menanggung semua biaya korban penyimaran air keras yang dilakukan Ridwan Nur (18) alias Tompel. "Tidak ada masalah, kita semua yang akan urus biayanya," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati mengaku belum mendapatkan instruksi untuk pembiayaan korban air keras. Namun, jika Gubernur meminta demikian, pihaknya siap dan akan memasukan biaya pengobatan korban penyiraman air keras ke dalam anggaran bencana.
"Pakai dana Kartu Jakarta Sehat (KJS). Di dalam KJS kan juga dicantumkan salah satunya korban bencana," ujar Dien.
Dien menjelaskan, tak ada kriteria yang menyebutkan bahwa penerima KJS "khusus" ini harus warga DKI. Menurutnya, karena kejadian di wilayah Jakarta, walaupun korban warga kota lain, biaya akan tetap ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI.
Ridwan Nur (18) alias Tompel diketahui sebagai siswa kelas III SMK 1 Boedi Oetomo. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Tompel melakukan perbuatan tidak terpuji itu lantaran rasa dendam. Dia pernah menjadi korban penyiraman air keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.