Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertantang Mewujudkan Cita-cita Jokowi

Kompas.com - 09/10/2013, 07:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — DKI Jakarta tengah berbenah. Penataan sejumlah ruang terbuka hijau dan pembangunan rumah susun adalah program prioritas Gubernur Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Namun, apalah artinya sebuah pembangunan jika arsitek yang baik tidak diimbangi dengan kreativitas sang pelaksana.

Hal itu yang hendak dijawab Yonathan Pasodung, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta sekaligus Pelaksana Tugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Sejak dilantik menjadi Kadis Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta menggantikan pejabat lama, Novizal, Kamis (14/2/2013) lalu, pria kelahiran Toraja, 24 November 1959, itu ngebut mengerjakan pembangunan rusun yang ditargetkan 100 blok per tahunnya.

Belum genap setahun menjabat, pria yang mengenyam pendidikan S-1 Universitas Makassar Jurusan Teknik Elektro dan Magister Institut Teknologi Bandung Jurusan Studi Pembangunan itu diberikan tugas baru oleh Gubernur yang sama sekali di luar pengetahuan, yakni di Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Apalagi, penunjukan dirinya itu melalui sebuah "jebakan" yang tidak terduga.

Kendati demikian, pria yang mengawali karier PNS sebagai salah satu staf di Dinas Tata Bangunan, nama sebelum diganti jadi Perumahan dan Gedung Pemerintahan, tahun 1990 hingga 1994 itu tak merasa menjabat di dua posisi strategis adalah beban berat. Sebaliknya, ayah tiga anak hasil dari pernikahannya dengan Agustina Mala ini menjadikan jebakan sang Gubernur sebagai pertanyaan besar yang harus dijawab.

Apa yang dimaksud dengan jebakan, bagaimana Yonathan menjawab jebakan itu dan apa saja kendalanya, berikut petikan wawancara Kompas.com dengan Yonathan.

Bagaimana ceritanya Pak Yonathan tiba-tiba menjadi Pelaksana Tugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta?

Pertengahan Agustus 2013 lalu, Pak Gubernur berkunjung ke Waduk Ria Rio. Saya karena merasa di sana akan ada warga yang akan direlokasi ke rusun, otomatis saya datang. Eh, tiba-tiba pas Pak Gubernur lagi menjelaskan desain waduk, dia bilang, "Silakan tanya detailnya ke Kepala Dinas Pertamanan". Saat itu kan Pak Widyo sudah pensiun. Wartawan lalu tanya, "Siapa penggantinya". Tiba-tiba Pak Gubernur nunjuk saya, "Ya ini". Jujur, saya terkejut Pak Gubernur bilang, "Pak Yonathan jadi PLT". Wartawan lalu tanya ke saya, "Sejak kapan, Pak". Saya spontan bilang, "Ya sejak hari ini" Ha-ha-ha.... Saya tidak bisa bilang apa-apa lagi.

Apa makna "jebakan" penunjukan Bapak jadi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI?

Kita ini PNS, abdi masyarakat. Sebagai prajurit, kita harus siap menerima tugas. Pimpinan bilang apa, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kerja sesuai dengan keinginan pimpinan sekaligus untuk masyarakat itu cara saya menjawab tanggung jawab Pemprov DKI kepada saya. 

Apa program Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan Bapak jalankan?

Sangat banyak. Di Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah, pertama, Kampung Deret. Ada 26 titik yang akan dibangun yang tersebar di lima wilayah DKI. Kedua, pembangunan rusun. Target Pak Gubernur itu 100 blok satu tahunnya. Kita sedang mempercepatnya. Ketiga, pembebasan lahan. Ada beberapa luas lahan yang akan segera kita bebaskan. Tapi jangan tahu dulu, nanti ribut duluan warganya. Nah, di Dinas Pertamanan dan Pemakaman, pertama penataan ruang terbuka hijau di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Coba lihat sekarang, kedua waduk itu sudah jadi apa. Tapi, memang belum selesai sih. Kedua, beautifikasi taman. Seluruh taman di Jakarta kita percantik. Nanti juga akan ada penambahan tanaman di trotoar dan daerah perbatasan.

Bagaimana perkembangan program Kampung Deret? Sepertinya tenggelam tidak ada kabar lagi?

Oh, siapa bilang? Anda harus tahu dulu. Awalnya, ada 50 lokasi yang akan dibangun Kampung Deret, tapi dalam proses mengerucut menjadi 26 saja yang memenuhi syarat. Syarat utama itu adalah masyarakatnya setuju dibangun KD. Saat ini 26 KD itu tinggal menunggu SK Gubernur soal by name by address. Karena skema pembangunan KD itu melalui bantuan sosial, harus ada SK-nya, supaya jelas siapa yang diberi bantuan buat renovasi rumah, berapa besarannya. Tahun inilah SK itu selesai supaya segera kita kerjakan.

Mengapa desain pembangunan Kampung Deret diserahkan kepada masyarakatnya sendiri? Mengapa tidak Pemprov saja yang mendesain, masyarakat tinggal menerimanya?

Sederhana saja, Pak Gubernur mau masyarakat ikut berdaya membangun kampungnya supaya mereka memiliki rasa memiliki kampungnya juga. Kan nanti enggak hanya rumah, tapi lingkungan juga ditata. Jalan diperlebar, taman ditambah, lampu jalan diterangkan, dipasangi hydrant, drainase diperbaiki. Jadi akan terlihat sebagai satu kesatuan masyarakat dan lingkungannya. Di tahun 2014, kita akan usulkan 75 lokasi lagi. Program ini akan bergulir terus.

Bagaimana dengan target pembangunan 100 blok rusun setiap tahunnya?

Pembangunan rusun sudah dimulai. Yang saat ini sudah berjalan itu 25 blok rusun dengan jumlah hunian sebanyak 2.500 bertipe 30. Lokasinya, Pulogebang 2 blok, Daan Mogot 8 blok, Muara Baru 8 blok, dan Rawa Bebek 6 Blok. Yang saat ini masih dalam tahap lelang ada 10 blok. Lokasinya, Jatinegara Kaum 2 blok, Cipinang Besar Selatan 2 blok, Pulogebang 2 blok, dan Tambora 2 blok. Yang masih dalam tahap lelang akhir 2014 sudah ada pemenangnya dan siap untuk dibangun. Targetnya memang 100 blok per tahun. Tapi saya rasa Pak Gubernur realistis.

Beralih ke Tupoksi sebagai PLT Dinas Pertamanan dan Pemakaman, apa program besarnya?

Pak Gubernur kita itu orangnya main tabrak-tabrak. Beliau mau semua taman dan trotoar kita yang urus. Punya Kementerian PU mau diambil alih beliau, tujuannya supaya rapinya sama semua. Tapi entahlah itu kapan terealisasi, kita di pertamanan siap saja jika sewaktu-waktu penataannya diambil alih oleh kita sendiri. Malah lebih mudah ngurusnya, menatanya, merapikannya.

Dalam jangka waktu dekat, apa program Dinas Pertamanan dan Pemakaman?

Kita punya program namanya beautifikasi taman. Mempercantik taman-taman di ruang terbuka hijau, seperti Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, termasuk di perempatan jalan dan taman trotoar. Jakarta akan kita tanami tiga jenis tanaman, yaitu tanaman berbuah banyak, berbunga segar, dan tanaman peneduh di jalur trotoar. Sekarang lagi proses pengadaan tanaman-tanamannya. Proyek percontohan kita yang pertama adalah Jalan Sudirman-Thamrin.

Pada tahun 2014 mendatang merupakan tahun penuh tantangan bagi Yonathan. Pria yang telah 11 tahun menjadi Kepala Bidang Perawatan dan Gedung di Dinas Perumahan itu pun bertekad menyelesaikan semua program di dua dinas strategis Pemprov DKI. Mampukah Yonathan menjawab tugas-tugasnya sebagai motor pembangunan di lapangan? Waktu yang akan menjawabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com