Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Holly Bikin Penghuni Kalibata City Waswas

Kompas.com - 11/10/2013, 13:28 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pembunuhan yang terjadi di Kalibata City membuat penghuni resah. Terakhir, kematian atas nama Holly Angela, penghuni Tower Ebony. Warga mengaku waswas dengan keamanan di apartemen yang terletak di kawasan selatan Jakarta itu.

"Saya waswaslah, kejadian kriminal di sini sering. Yang kemarin (Kasus Holly) yang paling menyeramkan. Masa sampai pelakunya juga nyewa di dalam," ujar pria berinisial Y (50), penghuni Tower Borneo yang memiliki usaha salon di lantai dasar, Jumat (11/10/2013).

Ia mengatakan, bukan hanya kejadian Holly yang meresahkannya. Dua bulan lalu, penusukan terjadi terhadap seorang pria di Tower Ebony. Menurut kabar, penusukan itu dikarenakan korban punya utang.

Sering pula terjadi penggerebekan yang dilakukan pihak imigrasi ataupun penggerebekan narkoba. Ia menyayangkan soal keamanan dan pengelolaan penghuni di Kalibata City.

Ia menganggap, peristiwa serupa banyak terjadi karena tidak adanya pemantauan terhadap penghuni yang masuk dan keluar di Kalibata City. Kelengkapan pengamanan juga tidak didukung dengan CCTV, seperti yang biasa ada di apartemen-apartemen lainnya.

"Di koridor enggak ada CCTV, di parkiran enggak ada, di pertokoan juga enggak ada. Harusnya ada, jadi yang di lobi kerjanya mantau lewat monitor. Kan sekarang lagi musim komputerisasi," ujar Y, yang sedang berada di luar salon dengan istrinya.

Ia juga merasakan kejanggalan terkait brosur pijat dan spa yang sering sekali ditemukan di depan pintu. Ia mempertanyakan apakah brosur tersebut disebarkan oleh pihak terkait atau oleh sekuriti.

Jika oleh pihak lain, maka menurutnya hal tersebut amat rawan karena siapa saja bisa memiliki akses masuk. Padahal, sebagai penghuni saja, ia butuh akses untuk kembali ke kamarnya di Borneo.

Menurut Nurjanah, resepsionis di Tower Ebony, hal tersebut legal. Kelak, penghuni akan diinformasikan bahwa brosur resmi akan diberi cap Kalibata City. Jika ada pihak lain seperti pemilik toko yang mendapat master card untuk akses ke semua lantai, tetapi menyebar brosur tanpa cap Kalibata City, maka ia akan diberi sanksi.

Nurjanah juga mengingatkan agar mereka yang menyewa unit melalui pihak kedua memberitahukan hal tersebut kepada pengelola. Jika tidak diketahui, maka nanti akan diberi surat peringatan. Menurutnya, kejadian seperti kasus Holly dapat dikatakan kebobolan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pengamanan di Kalibata City tidak dilengkapi CCTV. Mulai parkiran, lorong pertokoan, hingga di koridor tiap tower. Pengamanan di lobi juga hanya melibatkan satu satpam per tower.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com