Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Robin Lapor ke Propam Polda Metro Jaya

Kompas.com - 14/10/2013, 16:56 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga Robin Napitupulu (25) sudah melaporkan kejadian salah tangkap yang menimpa pemuda itu di kawasan Koja, Jakarta Utara, ke Propam Polda Metro Jaya. Namun, ayah Robin, EN, mengaku lebih memfokuskan pada pemulihan anaknya.

EN datang ke Mapolda Metro Jaya bersama istri dan seorang warga yang menjadi saksi mata. Mereka datang sekitar pukul 14.00.

"Saya laporan peristiwa yang menimpa anak saya. Fokus saya saat ini bukan laporannya, tapi pemulihan anak saya," ujarnya ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (14/10/2013).

Keluarga berharap agar proses hukum tetap berjalan dan pelaku dihukum dengan hukuman yang setimpal. Ia pun mengaku sudah mendapatkan permintaan maaf resmi dari kepolisian terkait kasus salah tangkap ini.

"Saya minta ketemu sama yang ngeroyok. Tapi belum bisa, katanya lagi proses penyidikan. Syukur-syukur dia mau minta maaf," kata EN.

Laporan tersebut nantinya akan segera ditindaklanjuti. Saat ini, polisi tengah memeriksa polisi yang melakukan salah tangkap tersebut, termasuk di dalamnya mengenai prosedur penembakan, apakah sudah tepat untuk melepaskan tembakan pada saat itu.

Kejadian salah tangkap dengan insiden penembakan oleh polisi itu terjadi pada Sabtu (12/10/2013) pukul 22.00. Malam itu, Robin hendak pulang ke rumahnya di Bekasi, Jawa Barat, seusai menonton pertandingan sepak bola antara timnas Indonesia U-19 dan Korea Selatan di kediaman kekasihnya di kawasan Jalan Taman Cemara, Koja, Jakarta Utara.

Ketika tengah memanaskan mobil Toyota Rush bernomor polisi B 1946 KOR miliknya, sebuah sedan menghadang. Sopir dan penumpang di samping sopir sedan itu turun, menghampiri Robin di dalam mobilnya. Lantaran takut ditembak, Robin membungkukkan badan. Tak lama, empat letusan terdengar, dan peluru menembus mobil, tetapi tak mengenai Robin.

Spontan, Robin pun lalu menginjak pedal gas dan melaju. Dua orang yang menghadang Robin lalu meneriakinya "maling" sehingga warga mengejar dan melemparkan batu ke kendaraannya. Penasaran dengan apa sebenarnya terjadi, Robin berbalik arah kembali ke tempat dia dihadang dan ditembak.

Warga masih saja terlihat hendak mengeroyoknya, tetapi ada tukang tambal ban yang mengenali Robin sehingga amuk massa terhindarkan. Robin lalu dibawa ke pos RW setempat. Di sana, salah satu dari dua orang yang ternyata polisi masuk dan langsung memukul kepala Robin dengan gagang pistol berulang kali. Polisi itu masih saja menyebut Robin sebagai maling. Setelah diinterogasi sekitar satu jam, dua polisi itu pun memastikan bahwa Robin bukan target yang dimaksud.

Robin akhirnya dibawa ke RS Pelabuhan di Jakarta Utara untuk mendapatkan perawatan pada Minggu dini hari, sekitar pukul 01.30. Dua polisi yang menghadang, menembak, dan lalu menghajar Robin diketahui berlalu begitu saja.

Akibat peristiwa itu, selain mobil rusak, Robin juga mengalami trauma dan mendapatkan 20 jahitan di kepalanya. Lengan tangan kanan dan pinggangnya memar terkena serpihan peluru, sementara telunjuk tangan kanannya pun retak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com