JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek monorel yang terhenti sejak tahun 2007 kembali dilanjutkan. Kelanjutan proyek ini ditandai dengan pengerjaan fondasi tiang bor yang menurut rencana akan dimulai pada Rabu (16/10).

Tahap awal pengerjaan dilakukan mulai dari titik Setiabudi Utara hingga Dukuh Atas sepanjang sekitar 1 kilometer.

"Kami akan mulai pengerjaan Rabu pagi. Kami mengundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hadir di acara peresmian awal pengerjaan itu," kata Direktur Teknik PT Jakarta Monorel Bovananto, Selasa, kepada Kompas.

Bovananto mengatakan, proyek ini merupakan bagian dari jalur green line (circle line atau jalur memutar di pusat bisnis kota) sepanjang 14,3 kilometer yang terdiri atas 16 stasiun dari Palmerah ke Kuningan. Pengerjaan fondasi tiang bor, katanya, berlangsung sekitar tiga bulan ke depan. Setelah pengerjaan ruas Setiabudi Utara-Dukuh Atas, akan dilanjutkan pada ruas lintasan berikutnya.

Selain green line, monorel di Jakarta melintas di jalur blue line sepanjang 13,7 kilometer dengan 14 stasiun dari Kampung Melayu ke Grogol. Jalur blue line membentang dari timur ke barat di luar kawasan bisnis. Jalur blue line dan green line bersentuhan di Casablanca dan Karet.

Pengerjaan ini, kata Bovananto, lebih banyak dilakukan pada malam hari, pukul 22.00-05.00. Adapun aktivitas proyek sebagian besar ada di sisi jalan, tidak sampai memakan badan jalan.

"Pengalihan arus lalu lintas, saya kira belum perlu. Hanya saja pengguna kendaraan perlu tahu ada aktivitas proyek di sana. Yang penting, hati-hati saat melintas," kata Bovananto.

Proyek monorel di Jakarta kali ini dikerjakan atas kerja sama dengan perusahaan China Communications Construction Company (CCCC) Ltd. Perusahaan konstruksi ini berinvestasi dalam hal perencanaan dan pembangunan pabrik pemeliharaan serta perakitan kereta. Nilai investasi CCCC pada proyek tersebut mencapai 1,5 miliar dollar AS.

Mohon bersabar

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membenarkan bahwa pembangunan proyek monorel bakal dimulai kembali Rabu ini. "Saya belum dapat laporan detail tentang pembangunannya," ujarnya, di Balaikota.

Jokowi menargetkan penyelesaian monorel akan berakhir pada 3,5 tahun mendatang. Jokowi meminta warga Ibu Kota bersabar karena proyek ini kembali dimulai. "Sekarang prosesnya baru mulai. Ini artinya, pembangunan monorel butuh waktu," kata Jokowi.

Kelanjutan proyek ini dilakukan sepekan setelah proyek mass rapid transit (MRT) dimulai pada 10 Oktober. Proyek ini diperkirakan akan memakan waktu enam tahun ke depan. Jokowi meminta masyarakat memahami dampak dari proyek ini terhadap keseharian pengguna jalan. Jokowi justru mempertanyakan, mengapa tidak dari dulu proyek ini segera dipercepat.

Jokowi kembali mengatakan, kedua megaproyek ini dapat diselesaikan secepatnya sehingga warga Jakarta memiliki lebih banyak alternatif angkutan umum dan bersedia meninggalkan kendaraan pribadi.

Rekayasa lalu lintas

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, pola rekayasa lalu lintas diterapkan seperti pada proyek MRT.

Pada prinsipnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta menghilangkan konflik lalu lintas pada simpang jalan. Petugas Dinas Perhubungan akan memasang rambu lalu lintas, baik rambu larangan, rambu peringatan, maupun rambu informasi, atau pengalihan arus lalu lintas.

"Namun, di tempat pengerjaan proyek, arus lalu lintas tidak begitu ramai. Kebetulan aktivitas proyek lebih banyak di sisi jalan, tidak sampai memakan badan jalan. Secara khusus, tidak ada rekayasa lalu lintas yang cukup signifikan di sana," ungkap Pristono.

Pristono mengingatkan pelaksana proyek agar mematuhi aktivitas proyek yang dilakukan di wilayah tersebut. Jika tidak mengikuti alur yang sudah direncanakan, pasti akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas kendaraan. Waktu pengerjaan proyek yang dimaksud setiap hari dimulai pukul 22.00 hingga pukul 05.00. (NDY/FRO)