"Saya ragu tahun ini bisa sesuai dengan Inpres. Sepertinya molor," ujar anggota Dewan Pengupahan Jakarta, Sarman Simanjorang, saat dihubungi wartawan, Kamis (17/10/2013) siang.
Setidaknya, ada dua hal yang menyebabkan mundurnya penetapan UMP DKI. Pertama, pihaknya baru saja menyelesaikan survei komponen hidup layak (KHL). Hasil survei itu pun perlu penggodokan lebih lanjut untuk menentukan angka UMP pasti.
Kedua, Sarman yakin pembahasan survei KHL demi mencapai kesepakatan UMP akan berlangsung alot. Tuntutan buruh akan kenaikan upah serta kemampuan perusahaan membayar pekerja, diperkirakan akan menjadi pembicaraan paling panas dalam pembahasan. Ia yakin proses berlangsung lama.
"Pembahasan UMP akan berlangsung alot dan membutuhkan lobi-lobi sehingga sulit untuk diselesaikan dalam waktu satu atau dua pekan saja. Mungkin lebih dari itu," tutur Sarman.
Ia menyayangkan pengeluaran Inpres yang terlalu mepet dengan pengumuman UMP. Inpres itu keluar pada 27 September 2013 lalu. Namun, pihaknya tetap melaksanakan tugas sebaik mungkin dengan mempercepat pembahasan KHL sehingga diperkirakan keputusan UMP bisa keluar awal 2014.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.