Alex (34), salah seorang pedagang khas haji mengatakan, kondisi ini menurun jika dibandingkan tahun lalu. Biasanya, sepekan setelah perayaan Idul Adha, para sanak saudara jamaah haji sudah memadati kawasan sentra oleh-oleh khas haji di Jakarta.
"Biasanya, tahun lalu, seminggu setelah Idul Adha sudah mulai ramai. Mudah-mudahan seminggu lagi ramai," ujar Alex berharap, saat ditemui Kompas.com, di Pasar Tanah Abang, Selasa (22/10/2013).
Pria yang telah berdagang selama 13 tahun ini mengungkapkan, selain karena PKL tak lagi membeli dari penjual, melonjaknya harga oleh-oleh khas haji ini juga mempengaruhi. Misalnya buah kurma yang mengalami kenaikan hingga 10 persen. Buah kurma asal Tunisia naik dari Rp 60.000 menjadi Rp 70.000 per kg. Sementara buah kurma Nabi yang juga menjadi favorit pembeli naik menjadi Rp. 350.000 per Kg.
"Untuk harga kurma memang naik. Kan kargonya juga naik, dollar naik," kata pria asal Jawa tengah itu.
Hal senada juga diungkapkan Adi (23). Menurutnya, kondisi yang sepi ini membuat omzetnya per harinya menurun signifikan. "Dari pagi baru menjual beberapa kilo kurma saja, menurun sekali," kata pria asal Jawa Timur ini.
Menurutnya, sepinya pengunjung juga karena adanya relokasi pedagang kaki lima (PKL) ke Pasar Blok G. Saat PKL masih berada di sepanjang jalan Tanah Abang, penjualan kurma dan oleh-oleh haji cukup tinggi.
Pantauan Kompas.com, hanya beberapa pengunjung yang memasuki kios-kios pedagang oleh-oleh khas haji untuk berbelanja. Pedagang lebih banyak mengobrol ke sesama mereka, ketimbang melayani pembeli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.