Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curiga Dibunuh, Makam Pria Gantung Diri Dibongkar

Kompas.com - 24/10/2013, 22:11 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com — Tim penyidik terpadu dari Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Babakanmadang dan Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri) membongkar makam Rachman Surachman (31), warga Kampung Banceuy, RT 003 RW 01 Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Kamis (24/10/2013).

Rachman meninggal dunia dalam perawatan di RS PMI Bogor, Senin (14/10/2013), diduga karena gantung diri di dapur rumah. Namun, keluarga menyangsikan bahwa korban gantung diri, dan diduga dibunuh oleh istri yang berinisial Idm (28).

"Pembongkaran untuk mencari tanda kekerasan fisik pada jenazah untuk membuktikan dugaan pembunuhan itu," kata Kepala Polsek Babakanmadang Ajun Komisaris Hapi Hanapi seusai pembongkaran makam.

Hapi mengatakan, Rachman diduga gantung diri di kediaman pada Senin (14/10/2013) pukul 15.30. Saat itu, seorang warga bernama Dadang (35) dipanggil oleh Yerlin (8) yang adalah anak korban untuk datang ke kediaman. "Anak korban memanggil tetangga dan mengabarkan bahwa ayahanda pingsan," katanya.

Dadang pun mendatangi rumah korban dan menemukan Rachman sudah lemah di pangkuan Imd (28), istri korban. Idm mengatakan telah menyelamatkan Rachman yang gantung diri. Dari sini, Dadang mengabarkan hal itu kepada orangtua Rachman.

Korban dibawa ke RS PMI Bogor tetapi tidak tertolong. Awalnya, keluarga tidak curiga bahwa Rachman meninggal dunia akibat bunuh diri. Korban dikebumikan di TPU Banceuy pada Selasa (15/10/2013).

Namun, dua hari setelah pemakaman, ayahanda korban curiga dengan gelagat Imd. Ia juga curiga bahwa korban saat pingsan tidak menjulurkan lidah akibat tercekik seperti kebanyakan orang yang gantung diri. Keluarga kian curiga sebab Imd tidak sedih atau merasa kehilangan.

Imd malah pergi ke rumah orangtuanya. Karena curiga, ayahanda korban, M Yusup, melapor ke Polsek Babakanmadang dan meminta kematian Rachman diselidiki.

Kepala Unit Reskrim Polsek Babakanmadang Inspektur Satu Sonson Sudartono menambahkan, dari laporan itu penyidik memanggil dan memeriksa sejumlah saksi. Untuk membuktikan bahwa korban dibunuh atau tidak, penyidik memerlukan bukti visum et repertum dan otopsi.

Saat jenazah dimakamkan, keluarga tidak menginginkan otopsi. Namun, karena keluarga menginginkan penyelidikan, keluarga pun menyetujui otopsi meskipun harus dengan pembongkaran makam.

"Menurut petugas forensik, hasil otopsi bisa diketahui dua minggu lagi," kata Sonson.

Pembongkaran makam untuk proses otopsi juga disaksikan oleh pengurus kampung agar tidak ada kecurigaan di masa mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com