Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolong Satwa Liar yang Diperjualbelikan Juga, Pak Jokowi...

Kompas.com - 25/10/2013, 07:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memunculkan larangan topeng monyet. Alasannya, keberadaan atraksi ini dinilai telah menyakiti primata tersebut. Jokowi pun menyerukan bahwa Jakarta akan bebas topeng monyet pada 2014 mendatang.

Berangkat dari persoalan tersebut, terpikir bagaimana dengan keberadaan pasar yang memperjualbelikan hewan ataupun beragam satwa yang dapat ditemukan di kawasan di Jakarta. Sebut saja Pasar Burung di Pramuka, Matraman dan Pasar Hewan di Jatinegera, di wilayah Jakarta Timur. Dua pasar tersebut memperjualbelikan beragam unggas dan hewan ataupun primata lainnya. Hewan di dua pasar ini ditempatkan dalam kandang, lalu dipajang untuk menarik minat para pembeli.

Koordinator Organisasi pencinta binatang Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Femke den Hass menilai, perdagangan burung di pasar yang ada di Jakarta sarat pelanggaran. "Kalau pasar burung yang ada di Jakarta adalah pusat perdagangan ilegal. Dengan adanya pasar itu, sama saja dengan membiarkan perdagangan ilegal terjadi, dan satwa liar diperdagangkan," kata Femke, saat dihubungi, Kamis (24/10/2013).

Ia menuturkan, penjualan satwa tersebut di pasar-pasar sama saja membiarkan risiko tertularnya penyakit pada masyarakat. Burung yang ditempatkan di dalam kandang dalam jumlah banyak, menurutnya, telah merusak sayap burung. Selain itu, kotoran hewan yang jatuh dari suatu kandang ke kandang lainnya dan penempatan hewan di satu kandang memudahkan munculnya penyakit.

Dia menilai, tak ada investasi pedagang untuk masalah kesehatan hewan. "Itu sama seperti bom waktu. Penyakit flu burung, tuberculosis, sudah jelas. Apalagi begitu banyak satwa dikumpulkan di tempat kecil yang menyebabkan sakit dan stres," ujar Femke.

Dia menyebutkan, di Pasar Jatinegara juga terdapat hewan terlindungi jenis Kukang yang diperjualbelikan. Selain itu, ada elang bondol yang merupakan maskot Ibu Kota, yang terancam punah diperjualbelikan. Primata monyet pun tak lepas dari perhatiannya.

Femke mengatakan, untuk menangkap bayi monyet yang dijual di pasar, induknya mesti dibunuh. "Hanya 50 persen yang sampai pasar. Sisanya yang mati di pasar diberi buat pakan elang," ujar Femke.

Dia menilai perlu ada kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menangani pasar hewan di Ibu Kota. Selama masih diperdagangkan, lanjutnya, itu merupakan ancaman besar terhadap hewan.

Sejak tahun 2003, pihaknya sudah melaporkan berbagai temuan. Tahun 2006, sempat dilakukan penyitaan terhadap hewan yang diperdagangkan. "Tahun 2007 sudah tidak ada penyitaan dan dibiarkan. Ini suatu kegagalan," katanya.

Pantauan Kompas.com di Pasar Burung Matraman, sejumlah unggas yang diperjualbelikan dapat dengan mudah ditemui di sana. Tupai dan kucing anggora dipajang dalam kandang yang sempit. Sedangkan di Pasar Hewan Jatinegara, terpajang iguana, kukang, bayi landak, kuskus, kelelawar, dan juga beberapa jenis monyet abu-abu dan monyet hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com