Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2013, 07:56 WIB

 


JAKARTA, KOMPAS.com —
 Sebagian pedagang lama di Pasar Blok G Tanah Abang meminta kepastian berdagang. Para pedagang merasa diintimidasi pihak-pihak tertentu agar tidak menempati lapak mereka. Pedagang meminta jaminan keamanan agar bisa berjualan di pasar tersebut.

Pada Kamis (24/10), belasan pedagang tersebut mendatangi Balaikota Jakarta. "Kami ingin menyampaikan persoalan yang terjadi. Harapan kami tidak ada lagi intimidasi kepada kami. Sebab, tindakan seperti ini jelas bertentangan dengan program yang dijalankan Gubernur DKI Jakarta," kata Hasan Basri, pedagang di kios nomor 057 lantai 1 Pasar Blok G Tanah Abang saat berada di Balaikota Jakarta.

Menurut Hasan, pihak pengelola pasar berniat membatalkan hak menempati kios. Hasan meminta ada penyelesaian yang baik antara pengelola dan pedagang. Berkali-kali perundingan digelar. Perundingan terakhir digelar pada Kamis pagi.

"Memang sudah ada kesepakatan sementara ini. Kami ingin ada kepastian kenyamanan dan keamanan berdagang. Jangan sampai ada lagi intimidasi kepada kami," kata Hasan.

Desmawita, pedagang di kios nomor 056 lantai 1 Pasar Blok G mengaku pernah mengalami intimidasi sebanyak beberapa kali. Desmawita meminta dialog yang sehat dengan pengelola pasar karena cara itu lebih manusiawi.

"Pemaksaan dan ancaman bukan solusi. Pedagang akan senang jika kondisi pasar aman dan nyaman," kata Desmawita.

Pembiaran kios

Kepala Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengatakan, persoalan tersebut terjadi karena ada pembiaran kios. PD Pasar Jaya telah melayangkan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga kepada para pedagang yang tidak memanfaatkan kios untuk kegiatan perdagangan. Surat peringatan ini dilayangkan beberapa waktu lalu sebelum dilakukan pengundian kios untuk para pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang.

"Setelah memberi surat peringatan, kami juga melayangkan surat pembatalan hak dan menyegel kios atau lapak. Namun, tidak ada keberatan dari pengguna kios atau lapak itu. Kalau mereka mengurus kios sebelum pengundian untuk PKL, pasti akan kami prioritaskan. Baru setelah Pasar Blok G diperbaiki Pak Jokowi, muncul protes ini," kata Agus.

Kios dan lapak mereka juga dalam keadaan tertutup dan tidak digunakan untuk aktivitas jual beli. "Ada sebagian pedagang yang menaruh beberapa barang dagangan di kios atau lapak mereka. Namun, mereka tidak berjualan lagi," ucapnya.

Dia mengatakan, para pedagang yang mendapatkan surat peringatan ini juga sudah lama tidak membayar berbagai biaya yang menjadi kewajiban pedagang. Apabila ada pedagang yang bisa menunjukkan bukti pembayaran atas sejumlah biaya yang menjadi kewajiban mereka, pihaknya siap memverifikasi. (ART/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com