Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Topeng Monyet Minta Tambahan Rp 1 Juta

Kompas.com - 25/10/2013, 14:53 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pekerja topeng monyet di Jakarta Utara meminta tambahan uang pengganti monyet. Mereka menginginkan agar setiap monyet diganti dengan uang kerahiman sebesar Rp 2 juta.

Fauzi (31), pemilik topeng monyet di Jalan Bendungan Melayu, Rawabadak Selatan, Jakarta Utara, mengatakan, sedikitnya ada 15 pemilik monyet yang sudah sepakat akan menyerahkan monyetnya. Namun, mereka mengajukan syarat, monyet itu harus diganti dengan uang kerahiman sebesar Rp 2 juta seperti yang dialami rekan seprofesi mereka, Dede Taryono (29).

"Kita sudah sepakat mau menyerahkan monyet kalau diganti sama seperti Dede," ujar Fauzi di rumahnya, Jumat (25/10/2013).

Monyet milik Dede disita pada Selasa (22/10/2013). Setelah itu, ia datang ke Balaikota Jakarta untuk menemui Gubernur DKI Joko Widodo. Ia mengatakan, saat bertemu Jokowi, ia meminta tambahan uang kerahiman. Awalnya Dede mendapatkan uang Rp 1 juta, kemudian diberi uang tambahan sebesar Rp 1 juta dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

"Tapi masalahnya yang diganti itu cuma monyetnya, sedangkan dalam topeng monyet itu satu grup ada 3 orang. Bagaimana dengan nasib mereka?" kata Dede.

Dede mengatakan, Dinas Sosial sudah menawarkan pembinaan terhadap pawang monyet. Selama 6 bulan mereka akan dibina dan diberi pelatihan di panti sosial untuk mengikuti program transmigrasi ke Kalimantan.

"Enggak maulah jauh dari keluarga. Kalau mau kita dikasih pelatihan dan modal sajalah," ujarnya.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara, Mikron, membenarkan bahwa Dinas Sosial DKI memberikan uang tambahan sebesar Rp 1 juta atas monyet yang disita pada Selasa lalu. Ia mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan perwakilan pekerja topeng monyet pada Kamis malam tadi. "Intinya mereka mau menyerahkan bila memang diberikan tambahan Rp 1 juta," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini ia tengah mengupayakan tambahan uang dari Suku Dinas Sosial Jakarta Utara karena pihaknya hanya memiliki anggaran Rp 1 juta untuk setiap usaha topeng monyet.

Keberadaan topeng monyet akan dilarang mulai 2014. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, monyet-monyet itu akan dibeli dan dipelihara di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Selain membeli monyet-monyet tersebut, Pemprov DKI juga akan memberikan pembinaan kepada para pekerja topeng monyet.

Menurut Jokowi, permainan topeng monyet telah menyakiti fisik hewan primata itu. Selain itu, pelarangan topeng monyet juga dimaksudkan untuk menekan bahaya penyebaran penyakit dari hewan kepada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com