Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Mogok Kerja, Pengusaha dan Buruh Sama-sama Rugi

Kompas.com - 29/10/2013, 17:46 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pengusaha di Kawasan Berikat Nusantara Cakung, Jakarta Utara, akan mengalami kerugian jika para pekerjanya mengikuti aksi mogok kerja nasional pada pekan ini. Kerugian itu dalam hal materi ataupun non-materi.

Kepala Divisi Sumber Daya Manusia PT Winner Bambang Heryanto mengatakan, kerugian yang mungkin timbul akibat aksi mogok itu adalah hilangnya kepercayaan klien atau pembeli. "Itu bisa mencoreng kami. Kalau sudah begitu, yang rugi tak hanya kami, tapi juga pekerja sendiri karena susah mengembalikan kepercayaan pembeli," ujar Bambang saat dihubungi, Selasa (29/10/2013).

Bambang mengatakan, kerugian lainnya adalah investor atau pembeli ragu untuk masuk ke Indonesia. Jika melihat perusahaan yang dituju memiliki operasional buruk atau terganggu oleh pekerjanya sendiri, maka investor ataupun pembeli akan ragu untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia.

"Nanti pembeli dan investor bisa-bisa pada lari ke Vietnam, Banglades, Kamboja, yang jadi saingan kami. Itu hal yang enggak terbayang oleh saya bakal gimana nantinya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sumber Daya Manusia PT Bangun Busana Maju Bernard Aritonang mengatakan, aksi mogok itu dapat memicu penalti dari pembeli, misalnya akibat pengiriman terganggu oleh aksi mogok. Perusahaan juga harus menanggung kerugian materi akibat kendala akomodasi karena terhambat aksi buruh.

"Bisa juga kami harus keluar uang lagi untuk mengganti pengiriman pakai pesawat, bukan kapal. Harganya mahal sekali, malah bisa dua kali lipat biaya pengiriman menggunakan kapal," ujar Bernard.

Aksi mogok nasional para buruh dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober hingga 1 November 2013. Aksi tersebut digelar serempak di 20 provinsi dan 150 kabupaten/kota di Nusantara. Tiga juta buruh diperkirakan bakal terlibat aksi nasional itu sehingga kemungkinan besar bakal melumpuhkan pusat industri, pelabuhan, dan bandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com