Rinciannya, Sumatera (54 ZOM), Jawa (150), Bali (15), NTB (21), NTT (23), Kalimantan (22), Sulawesi (42), Kepulauan Maluku (9), dan Papua (6). Di luar ZOM itu, ada sejumlah daerah yang tidak memiliki batas musim yang jelas yang disebut nonzona ZOM. Daerah itu di antaranya di Sulawesi Selatan dan Maluku.
Itulah, kata mantan Kepala BMKG Sri Woro B Harijono dalam paparannya kepada media massa, yang di antaranya membuat prakiraan cuaca tidak bisa selalu akurat.
Keunikan lain iklim di Indonesia, dari 342 ZOM itu, 9 ZOM memiliki pola hujan berkebalikan. Pada saat mayoritas daerah sudah memasuki musim hujan, setidaknya di 9 ZOM justru musim kemarau. Di kawasan Maluku Tengah, Ambon, dan Pulau Buru, Juni-Juli, biasanya malah merupakan puncak musim hujan. "Salah satu contohnya adalah jebolnya bendungan alam Wai Ela di Maluku Tengah," kata Mulyono.
Bendungan alam yang terbentuk dari longsoran material gunung itu tak sanggup menampung debit air dari hujan yang mengguyur terus-menerus. Pada 25 Juli 2013, ketika sejumlah daerah di Indonesia merindukan hujan, bendungan Wai Ela jebol dan menyapu 470 rumah dengan 1 korban meninggal, 1 warga hilang, dan 32 orang luka-luka.
Penjelasan klimatologisnya, kata Mulyono, pada saat mayoritas daerah memperoleh suplai angin dari wilayah Australia yang kering, daerah seperti Ambon itu justru memperoleh suplai angin basah dari Pasifik di timur Australia. "Kalau saat ini, Ambon dan sekitarnya justru sedang akhir musim hujan."
Transisi musim
Saat ini sejumlah daerah sedang mengalami transisi musim menuju musim hujan. Daerah itu di antaranya wilayah Jawa Barat bagian timur dan selatan, Jakarta, Bogor, Tangerang, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"Waspadai karakter bahaya pada musim peralihan musim seperti sekarang," kata Achmad Zakir.
Salah satu ciri musim peralihan yang mencolok adalah hujan sporadis (bisa deras, bisa tidak) selama kurang dari satu jam, umumnya pada sore hari. Saat pagi, cuaca terlihat cerah. Itulah yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta dan Tangerang, Senin dan Selasa kemarin. Namun, hujan tidak turun setiap hari.
Tak jarang hujan disertai angin kencang dan petir menggelegar. Khusus untuk daerah di perbatasan antara perbukitan dan dataran rendah, transisi musim sering kali membawa bahaya lain: puting beliung.
Musim hujan barangkali belum tiba di sebagian besar wilayah Tanah Air. Namun, sejumlah tanda di banyak daerah sudah memberi pesan pentingnya kewaspadaan dan antisipasi.
Kini, saatnya memperhatikan sekeliling rumah dan ruang publik. Tak perlu menunggu jatuh korban sekadar untuk memangkas ranting ataupun batang pohon yang rapuh. Apalagi, datangnya hujan dan angin kencang sering kali tidak jelas, baik waktu maupun lokasinya. (Gesit Ariyanto)