Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak UMP, Buruh Ancam Terus Demo Jokowi di Balaikota

Kompas.com - 04/11/2013, 15:08 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penetapan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta 2014 sebesar Rp Rp 2.441.301,74 ditolak buruh. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan, buruh akan tetap melakukan aksi penolakan.

Aksi itu, kata Said, akan dilakukan di depan Balaikota Jakarta hingga tuntutan mereka dipenuhi. "Kami bukan demo, tetapi aksi kami untuk menolak upah minimum provinsi. Dimulai Rabu, Kamis, dan Jumat dan akan kita lakukan terus, kalau enggak ada, ya sampai minggu depan," jelas Iqbal di kantor Kontras, Jakarta, Senin (4/11/2013).

Said menuding Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak berpihak kepada buruh. Jokowi, kata dia lagi, cenderung berpihak kepada pengusaha.

Selain itu, dia menyebut Jokowi tidak memahami penetapan KHL yang digunakan untuk menghitung upah minimum. Menurutnya, penetapan KHL dinilai sesuai dengan survei dari Dewan Pengupahan dari unsur buruh.

"Kami meminta Rp 3,7 juta itu KHL 84 item. Rp 2.767 320 itu sudah kompromi. Sekarang Jokowi memutuskan atas tekanan pengusaha hitam," tutur Iqbal.

Dia mengungkapkan, UMP 2,4 juta tidak layak dengan kehidupan di Jakarta. "Misalnya untuk sewa kontrak rumah Rp 600.000 sampai Rp 700.000, makan Rp 33.000 sebulan, hampir Rp 1,6 juta. Sisanya hanya kira-kira Rp 250.000 per bulan. Ini sangat tidak layak hidup di Jakarta," tuturnya.

Sekretaris Jenderal Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha juga mengatakan akan terus memperjuangkan hak buruh. Aksi di Balaikota, kata dia, sebagai bentuk untuk menaikkan harkat buruh. "Buruh DKI bukan naik harkatnya, malah nyungsep," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com