Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gadget" Mewah di Antara Para Buruh

Kompas.com - 07/11/2013, 16:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selain memiliki motor-motor mewah, para buruh ternyata juga memiliki gadget-gadget berteknologi tinggi dan mewah. Saat melakukan aksi unjuk rasa di Balaikota Jakarta, pada Rabu (6/11/2013) kemarin, sejumlah buruh terlihat menggenggam beberapa gadget yang bernilai mahal. Tak sedikit dari buruh yang terlihat memiliki smartphone berbagai merek hingga tablet PC. Harga gadget itu sebagian besar di atas Rp 3 juta.

Untuk penghasilan buruh yang berdasarkan UMP 2013 mencapai Rp 2,3 juta, gadget yang mereka pergunakan terbilang cukup mahal. Selain menggunakan alat-alat itu untuk berfoto, para buruh juga merekam momen koordinator mereka di serikat saat berorasi. 

Dalam orasinya, Sekretaris Jenderal Muhammad Toha mengaku sangat kecewa dengan keputusan Gubernur Jokowi yang menetapkan UMP sebesar Rp 2,4 juta.

Menurut dia, angka tuntutan Rp 3,7 juta sudah sesuai dengan kebutuhan buruh dan sesuai survei di sepuluh pasar di Jakarta. Atas keputusan Jokowi tersebut, kata Toha, buruh akan terus menuntut dan melakukan aksi.

"Ini berarti memiskinkan rakyat miskin. Yang biasanya makan mi ayam seminggu sekali, sekarang jadi dua minggu sekali. Perekonomian masyarakat kecil jadi redup," kata Toha.

Apabila Jokowi tetap pada keputusannya tidak merealisasikan UMP Rp 3,7 juta, buruh akan terus melakukan aksi hingga Jumat mendatang.

Toha mengatakan, pihak buruh telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk melakukan aksi sampai Jumat nanti. Tak menutup kemungkinan pula, pada hari-hari berikutnya, massa buruh yang ikut aksi akan lebih membesar.

Tak berhenti sampai di situ, para buruh juga mengancam akan memblokade seluruh akses jalan di Jakarta.

Hal yang merugikan masyarakat banyak itu, menurut Toha, dapat dilakukan apabila Jokowi tak mau mengubah SK Gubernur tentang penetapan UMP DKI 2014. "Akses jalan tol akan ditutup, baik itu untuk bandara, pelabuhan, dan semuanya. Besok sampai Jumat kita datang dengan massa dan tidak mengenal perlawanan sampai kebutuhan terpenuhi," tegas Toha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com