Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Lagi Jalur KA Bogor-Sukabumi

Kompas.com - 10/11/2013, 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat pukul 07.48, Sabtu (9/11/2013), Kereta Api Pangrango meluncur dari Halte Bogor Paledang menuju Stasiun Sukabumi. Sebanyak 318 tiket ekonomi dan 50 tiket eksekutif untuk keberangkatan pertama, kedua, dan ketiga ludes terjual.

KA Pangrango diluncurkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan. Keberangkatan mundur 13 menit dari jadwal pukul 07.35.

Halte kereta api Bogor Paledang, yang berada sekitar 150-200 meter arah selatan dari Stasiun Bogor, padat oleh antrean penumpang, komunitas pencinta KA, pejabat dan anggota staf Kementerian BUMN, KAI, Pemerintah Kota Bogor, jurnalis, serta warga.

Kereta ini tak bisa berangkat dari Stasiun Bogor seperti KRD Bumi Geulis, karena lalu lintas amat padat. Selain itu, KAI ingin menghindari masuknya penumpang tidak bertiket dari KRL ke KA Pangrango.

KA Pangrango terdiri dari satu lokomotif, satu gerbong pembangkit, dan empat gerbong penumpang. Satu gerbong eksekutif berkapasitas 50 kursi model dua-dua, bertelevisi, bertoilet, dan berpenyejuk udara dengan tarif Rp 35.000 per penumpang.

Sementara, tiga gerbong ekonomi berkapasitas masing-masing 106 kursi model tiga-dua, bertoilet, berpenyejuk udara, dan bertarif Rp 15.000 per penumpang. Lokomotif KA Pangrango buatan General Electric tahun 1977. Gerbong pembangkit bercat motif batik khas Sukabumi dengan warna dominan coklat muda.

Melalui 10 stasiun

KA Pangrango melintasi jalur Bogor-Sukabumi sejauh 57 kilometer dengan waktu tempuh 1 jam 47 menit hingga 2 jam. Perjalanan kereta ini melewati 10 stasiun dan halte. Halte seperti Bogor Paledang lebih kecil dari stasiun, cuma untuk naik turun penumpang, dan tidak dilengkapi dengan peralatan sinyal pengatur perjalanan KA.

Setiap hari, KA Pangrango berangkat dari Bogor Paledang pukul 07.35, 12.45, dan 17.55. Keberangkatan dari Sukabumi pukul 05.00, 10.10, dan 15.20. Nama KA ini diambil dari Gunung Pangrango yang membatasi Bogor-Sukabumi.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, pengoperasian KA Pangrango ini untuk mengakomodasi desakan warga yang jenuh dengan kemacetan jalan raya Bogor-Sukabumi. Dengan Pangrango, pelayanan angkutan penumpang Bogor-Sukabumi aktif kembali. Pangrango menjawab masalah kemacetan di jalan raya karena waktu tempuh maksimal hanya 2 jam.

Dengan kendaraan bermotor, karena macet, perjalanan Bogor- Sukabumi minimal 4 jam. Waktu sedikit terpangkas jika melewati rute alternatif, tetapi hanya untuk sepeda motor, mobil, dan minibus.

Beroperasinya KA Pangrango berarti menghidupkan kembali jalur yang dulu dilayani oleh KRD Bumi Geulis yang terdiri atas empat gerbong penumpang. Namun, KRD rusak sehingga sejak 5 Desember 2012 rute Bogor-Sukabumi mati.

Pascapensiun KA Bumi Geulis, masyarakat Sukabumi umumnya menggunakan bus jika hendak menuju ke Bogor. Selain itu, mereka juga bisa menumpang minibus Mitsubishi L-300 dengan istilah ”Kol Bogoran” dengan tarif rata-rata Rp 20.000 per orang.

Namun, kenyamanan penumpang minibus sering terabaikan. Kapasitas mobil sering dipadatkan. Mobil yang sejatinya hanya mampu menampung 8 penumpang sering diisi 14-16 orang.

Angkutan minibus itu bukan hanya sesak penumpang, melainkan juga berbahaya bagi penumpang. Sopir sering kali memacu kendaraan dengan ugal- ugalan tanpa memperhatikan keselamatan penumpang.

Tidak bersubsidi

Dirut PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, tarif KA Pangrango tak bersubsidi. Biaya Rp 15.000 (ekonomi) dan Rp 35.000 (eksekutif) diklaim tak ada untung bagi KAI. Untuk KA Pangrango, diberlakukan okupansi maksimal 100 persen. Artinya, tak ada penumpang berdiri. Tarif bisa turun atau naik. Jika dikehendaki turun, pemerintah pusat harus memberi subsidi.

Pengamat perkeretaapian, Djoko Setijowarno, yang hadir dalam peluncuran KA Pangrango, mengatakan, dengan sejumlah kekurangan, ludesnya tiket menandakan KA ini bermanfaat. ”Saya semakin yakin, masyarakat merindukan kereta api karena lewat jalan raya Bogor-Sukabumi sering kali macet,” katanya. (BRO/HEI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com