Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Pompa Tak Optimal, 3 Pekan Kapuk Muara Terkepung Genangan

Kompas.com - 19/11/2013, 16:34 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan rumah di RT 01, 02, 03, dan 04 RW 01, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir setinggi 30-40 cm sejak tiga pekan lalu. Hal itu terjadi akibat mesin pompa yang tidak bekerja secara optimal dan sistem drainase yang kurang baik.

Dari pantauan Kompas.com, Selasa (19/11/2013), ketinggian air di area itu sudah mulai berangsur-angsur surut hingga ketinggian air mencapai 10 cm.

Lurah Kapuk Muara Purnomo mengatakan, banjir selalu terjadi setiap ada air pasang dan hujan kiriman di empat RT tersebut. Meski demikian, saat ini pemerintah sudah memasang tiga pompa air.

"Sejak bulan Juni saya di sini, pompa sudah jalan secara optimal, pompa di Kapuk Muara berfungsi semua, tiap hari rutin difungsikan, hanya saja sistem drainase yang sedang diperbaiki," ujar Purnomo, Selasa.

Purnomo mengatakan, saat air pasang dan tidak hujan, ketinggian genangan dapat mencapai 25 cm.

Purnomo menuturkan banjir rob sudah biasa, karena musim hujan jadi sering naik, sehingga sistem drainase diperbaiki dengan ditinggikan sepanjang 85 meter. Pembuangan airnya ke kali angke melalui pompa Kapuk 3 untuk RW 01, pompa Kapuk 2 untuk RW 01, RW 5, RW 4, dan pompa Kapuk 1 untuk RW 4, RW 3, dan sekitarnya.

Pada pompa Kapuk 1 ada 4 pompa, pompa 1,3,4 operasi, pompa 2 sedang diperbaiki, sedangkan pompa Kapuk 2 dan Kapuk 3 masing-masing ada 3 pompa beroperasi semua dengan debit air 1000 liter per detik setiap pompanya.

Sementara itu, salah seorang warga bernama Ferry (45) mengatakan, genangan yang terjadi selama tiga pekan tersebut diakibatkan tiga pompa air di RW 01, 04, dan 05, Kapuk Muara, dan Waduk Tiga belum optimal.

"Jika pompa air dan Waduk Tiga itu sudah berfungsi dengan baik, mungkin warga di sini tidak lagi kebanjiran setiap kali air pasang,” ujar Ferry.

Ia mengatakan, akibat genangan air itu, warga mengalami kesulitan untuk keluar-masuk area pemukiman. Para pelajar juga kesulitan berangkat ke sekolah karena harus selalu menenteng sepatunya.

Menurut Ferry, setiap kali musim air pasang, genangan air kerap muncul di wilayah tempat tinggalnya. Pada Februari 2013 lalu, warga sempat mengungsi ke daerah Pantai Indah Kapuk akibat ketinggian air mencapai 1-1,5 meter.

Warga berharap kepada pemerintah agar secepatnya mengoptimalkan pompa air dan waduk agar area tersebut bebas dari banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Positif Sabu

Megapolitan
Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Dishub Jaksel Jaring 112 Jukir Liar yang Mangkal di Minimarket

Megapolitan
Petinggi Demokrat Unggah Foto 'Jansen untuk Jakarta', Jansen: Saya Realistis

Petinggi Demokrat Unggah Foto "Jansen untuk Jakarta", Jansen: Saya Realistis

Megapolitan
Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Evakuasi Mobil di Depok yang Jeblos ke Septic Tank Butuh Waktu Empat Jam

Megapolitan
Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Gerebek Rumah Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Polisi Tak Temukan Seorang Pun

Megapolitan
Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Tunjuk Atang Trisnanto, PKS Bisa Usung Cawalkot Bogor Sendiri Tanpa Koalisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com