Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Mafia Listrik, PLN Putus Aliran ke 400 Rumah

Kompas.com - 21/11/2013, 07:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan petugas PLN memutus aliran listrik ke 400 rumah yang berdiri di atas tanah sengketa seluas 22 hektar di Jalan Peternakan 2, RT 006 RW 007, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Penertiban dilakukan pada Rabu (20/11/2013) pukul 10.00-13.00.

Subrata, salah seorang petugas Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik, mengatakan, pihaknya tidak menemukan perangkat meteran listrik di rumah-rumah tersebut. Artinya, selama ini penghuni dan pengelola rumah-rumah itu mencuri listrik.

”Saya terkejut mendengar pengakuan warga bahwa mereka sudah tinggal di situ dan menikmati aliran listrik selama 20 tahun. Itu artinya selama 20 tahun warga mencuri listrik,” kata Subrata.

Ia menduga, akibat pencurian listrik yang berlangsung secara massal ini, PLN dirugikan hingga sekitar Rp 1 miliar. ”Angka pastinya saya belum tahu karena petugas masih menghitung. Namun, dari data 100 rumah saja, angka kerugian sudah mencapai lebih dari Rp 250 juta. Karena itu, saya menduga, angka kerugian PLN bisa mencapai Rp 1 miliar,” ucap Subrata.

Orang dalam

Sejumlah warga yang aliran listrik di rumahnya diputus membantah mencuri listrik. Mereka tetap membayar listrik, tetapi sebagian membayar lewat tenaga sejumlah preman. Rumah mereka dialiri listrik tanpa alat meteran.

Sebagian warga lainnya mengatakan, mereka mendapat alat meter listrik dari seorang perantara yang mengenal orang dalam PLN. Alat meter listrik tersebut berasal dari rumah yang diputus aliran listriknya karena beberapa bulan tidak membayar listrik. ”Jadi, kami berlangganan listrik atas nama orang lain yang namanya tertera dalam alat meter listrik bekas itu,” kata Husni (72), salah seorang warga yang tinggal di situ sejak tahun 1980-an.

Warga lain, Laksmi (50), mengakui, petugas PLN sudah memberi tahu hal ini. ”Namun, setelah mendapat penjelasan dari salah seorang preman yang biasa mengurus dan menagih listrik, saya menyerahkan pengurusan pemasangan aliran listrik dan pembayaran bulanan listrik kepada mereka (para preman),” ujar Laksmi. Kepada warga, para preman mengatakan, PLN tidak akan melayani warga yang rumahnya berdiri di atas tanah sengketa.

Menurut Laksmi, ia dan warga lain setiap bulan membayar listrik Rp 100.000 tanpa batas pemakaian listrik. Sementara Husni, warga lain, sambil menunjukkan rumah meteran listrik yang baru saja dibongkar petugas PLN membantah mencuri listrik.

”Meterannya ada, kuitansi pembayaran listriknya juga ada,” ujarnya. Saat diminta menunjukkan kuitansi pembayaran, Husni mengatakan dibawa Willy (41), mantan pencatat meter listrik untuk kawasan industri.

Ketua RT 006 Cituk Wiarso membenarkan bahwa sebagian warga membayar listrik lewat jasa para preman. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com