Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran Itu Menewaskan Andriansyah

Kompas.com - 06/12/2013, 10:29 WIB

Tawuran antara siswa SMK Bhakti Taruna 1 dan SMK YZA 2 terjadi di dekat Gerbang Tol Ciawi, Kota Bogor, Rabu (4/12/2013) pukul 15.00. Tawuran itu bubar setelah Andriansyah (17), siswa kelas XII SMK Bhakti Taruna 1, roboh bersimbah darah akibat sabetan celurit dan golok siswa SMK YZA 2 di lokasi tawuran. Lokasi itu jaraknya sekitar 500 meter dari kediaman korban di Palasari, Sindangsari, Bogor Timur, Kota Bogor.

Sebanyak 15 teman korban dari SMK Bhakti Taruna 1 bergegas menolong. Sementara 30 siswa SMK YZA 2, lawan tawuran, bergegas kabur. Setelah jatuh korban, tawuran antarsiswa dua SMK yang notabene musuh bebuyutan itu berhenti. Padahal, lokasi kedua sekolah relatif berdekatan, di Jalan Raya Tajur. Andriansyah dilarikan ke klinik kesehatan di dekat lokasi. Namun, luka parah di perut dan punggung tidak bisa ditangani. Korban dibawa ke RSUD Ciawi yang juga dekat lokasi, tetapi ia mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan.

Informasi kematian Andriansyah segera menyebar. Sekitar pukul 17.00, sekelompok orang, diduga siswa dan alumnus SMK Bhakti Taruna 1 serta warga, mencoba menyerang kompleks YZA 2. Penyerangan itu bisa dicegah polisi dan satgas pelajar.

Namun, sekitar pukul 22.00, massa kembali datang kemudian melempar bangunan sekolah dengan batu dan balok kayu sehingga merusak dua kelas dan mushala kompleks YZA 2. Terdengar lebih dari empat kali letusan pistol ke udara dari polisi untuk membubarkan massa.

Kamis pukul 09.00, jenazah Andriansyah dimakamkan di dekat kediaman. Keluarga meminta Bhakti Taruna 1 dan YZA 2 bertanggung jawab dan kejadian itu tidak lagi berulang. Kedua SMK diliburkan untuk mencegah tawuran terulang.

Kapolres Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Bahtiar Ujang Purnama mengatakan masih memburu lima siswa YZA 2 sebagai tersangka penganiayaan yang menewaskan Andriansyah. ”Harus tegas terhadap pelaku tawuran karena ini kejahatan dan terencana,” katanya.

Kondisi pelaku yang pelajar bisa dipertimbangkan. Namun, tidak akan menghapus fakta, tawuran tersebut direncanakan. Kejahatan dari sisi pelaku, bersenjata dan menghabisi lawan.

”Sabetan senjata diarahkan ke bagian perut dan pinggang yang mematikan. Kami melihat ada kecenderungan pembunuhan dalam kasus ini,” katanya.

Tawuran terjadi setelah siswa kedua SMK ini cekcok dan berencana berhadapan. Cekcok terjadi di depan kompleks YZA 2 saat angkutan kota yang ditumpangi sekelompok siswa SMK Bhakti Taruna 1 dihentikan dan dirusak sekelompok siswa SMK YZA 2.

Dari kejadian itu, kedua kelompok saling berkomunikasi dan membuat janji untuk berduel di bawah jembatan di Kilometer 47 Jalan Tol Jagorawi.

Kepastian adanya kontak di antara kedua kelompok siswa diakui Kepala SMK Bhakti Taruna 1 Budi Supriyadi dan Wakil Kepala SMK YZA 2 Dedi Eko. Mereka menyatakan tidak akan saling melindungi siswa yang terlibat tawuran untuk menegakkan hukum dan mencegah kejadian berulang.

Siswa kedua SMK ini berseteru sejak lama dan termasuk dalam 15 SMK yang siswanya kerap tawuran. Mereka saling memusuhi, menyimpan kebencian yang diturunkan para senior, dan untuk tawuran berani merencanakan, melengkapi diri dengan senjata, dan tega menghabisi lawan.

Dari catatan Kompas, pada 6 November 2010, siswa YZA 2 berinisial MZ (16) ditangkap karena dalam tawuran di Jalan Raya Puncak, Ciawi, menghabisi Didit Ardian (16), siswa Bhakti Taruna 1. Pada 9 November 2011, siswa kedua SMK juga bentrok di Jalan Raya Tajur sehingga satu angkutan kota rusak. Pada 28 Agustus 2013, kedua SMK bentrok di Jalan KR Mohammad Toha, Ciawi, dan membuat Aldi Pratama (16), siswa SMK YZA 2, terluka akibat sabetan celurit. (Ambrosius Harto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com