Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjaga Warung Saat Detik-detik Sebelum Tabrakan Kereta

Kompas.com - 10/12/2013, 19:21 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa tabrakan maut yang melibatkan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dengan truk tangki bermuatan bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina, Senin (9/12/2013), menyisakan cerita yang sulit dilupakan bagi Mahfud Rozak (47), seorang penjaga warung yang terletak persis di samping pelintasan kereta.

Sebelum peristiwa tabrakan itu terjadi, Mahfud mengaku melihat truk tangki milik Pertamina itu tetap melaju meski sirene tanda kereta akan lewat sudah berbunyi. Hanya saja, palang pintu kereta api masih belum tertutup sempurna.

"Alarm sudah bunyi, saya lihat truk itu sudah masuk (pelintasan kereta). Saya langsung tutup kuping aja," ujarnya di lokasi kejadian, Selasa (10/12/2013).

Mahfud mengingat betul bagaimana penjaga palang pintu berusaha mengibar-ngibarkan bendera merah memberi tanda agar kendaraan dilarang melintas karena kereta hendak melintas. Sayang, hal itu tak digubris sopir truk sehingga tabrakan tak dapat terhindarkan.

"Tak lama ada ledakan, terus korban pada teriak-teriak. Terdengar tiga kali ledakan," katanya.

Api lantas mulai membakar gerbong terdepan. Tanpa komando, ia bersama warga sekitar lainnya berusaha menolong korban. Mahfud sempat menaiki gerbong yang sudah terguling. Dengan memecahkan kaca, Mahfud bersama warga lainnya berusaha menolong korban yang terjebak di dalam gerbong kereta.

Mahfud menceritakan, kondisi di dalam gerbong sangatlah kacau. Penumpang saling tindih dan menginjak penumpang lainnya untuk bisa keluar. Sayang, usaha Mahfud tak berlangsung lama, ketika api langsung menjalar ke hampir seluruh bagian gerbong yang terguling.

Ketika itu, Mahfud beserta warga lainnya terpaksa menjauh dari kereta. Dan, tak lama kemudian datang petugas pemadam kebakaran.

Mahfud mengaku berhasil menyelamatkan beberapa orang penumpang di dalam gerbong. Setelah berhasil dikeluarkan, penumpang tersebut dibopong ke sebuah masjid tak jauh dari lokasi kejadian. "Korban langsung dinaikkan ke motor, terus dibawa ke RS Suyoto," kenangnya.

Dalam peristiwa tersebut, tujuh orang tewas, puluhan penumpang mengalami luka-luka, dan hingga kini harus menjalani perawatan secara intensif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com