”Pemerintah daerah akan kami dorong melakukan perbaikan tahun depan. Kami akan mendampingi hal teknis, seperti studi teknis, mulai dari studi kelayakan sampai aplikasi pembatas kecepatan,” kata Vice President Public Relation PT KAI Sugeng Priyono di sela-sela peresmian nama baru bagi Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sopyan Hadi, di Bekasi, Kamis (19/12).
Pelintasan sebidang adalah kawasan perpotongan antara rel kereta api dan jalan raya. Banyak pelintasan sebidang tanpa penjagaan sehingga rawan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, terdapat 509 pelintasan sebidang di Jabodetabek. Sebanyak 309 di antaranya merupakan pelintasan sebidang resmi, terdiri dari 158 lokasi dijaga petugas PT KAI, 28 lokasi dijaga secara swadaya masyarakat, dan 123 lokasi tidak dijaga. Sedikitnya 200 pelintasan sebidang ilegal tanpa penjagaan.
Pelintasan sebidang yang butuh perbaikan di Jabodetabek, antara lain, Guntur-Cik Ditiro, Halimun-Madiun, Kapten Tendean-Blok M-Ciledug, Permata Hijau, Semanan-Poris Plawad, dan Cipinang Lontar.
Selain itu, Jalan Panjang, Jalan Bintaro Permai-rel KA, Gunung Sahari, dan Mangga Dua juga mendesak diperbaiki.
Menurut Sugeng, kebutuhan perbaikan lintasan sebidang mendesak dilakukan. Rawan kecelakaan dan akan semakin padatnya arus lalu lintas kereta api menjadi pertimbangan utama.
Sugeng menyebutkan, arus lalu lintas kereta akan dua-tiga kali lipat lebih ramai dalam beberapa waktu ke depan. Total perjalanan commuter line di Jabodetabek 700-800 perjalanan menggunakan 498 unit kereta api per hari. Keberadaannya tergolong sangat vital karena mengangkut sekitar 600.000 penumpang per hari.
”Penambahan 180 kereta api baru pada Maret 2014 pasti membuat arus lalu lintas semakin padat. Jika pelintasan sebidang tidak diperbaiki, tingkat kerawanan semakin besar pula,” ujarnya.
Direktur Sarana PT KAI Bambang Eko Martono menegaskan, pihaknya akan menjadi ujung tombak untuk mendesak pembenahan pelintasan sebidang. Pihaknya meyakini, pembangunan jalan layang atau terowongan bawah tanah mampu meminimalkan risiko kecelakaan.
”Tragedi di Bintaro pekan lalu lalu semakin menguatkan kami mewujudkan keselamatan penumpang atau pengguna jalan,” katanya.
Pengamat perkeretaapian Djoko Setijowarno mengatakan, rencana ini sebenarnya ada sejak lima tahun lalu. Namun, minimnya dukungan pemerintah daerah membuat rencana itu urung dilaksanakan. Keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyelesaikan masalah ini patut dihargai dan jadi momentum menghidupkan kembali rencana besar itu.
Mulai 23 Desember 2013, lintasan rel di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mulai diberlakukan satu arah. Sugeng menegaskan, berdasarkan pemantauan dan kajian, terlalu berbahaya jika mekanisme dua arah di rel tersebut terus dilakukan. Lintasan rel menurun dan berkelok. Hal itu mengganggu pandangan masinis.
Di Bandung, Jawa Barat, Kamis, PT KAI meresmikan pergantian nama Balai Pelatihan Operasional dan Pemasaran (BP Opsar) menjadi BP Opsar Agus Suroto. Agus merupakan asisten masinis yang meninggal bersama masinis Darman Prasetyo dan teknisi Sopyan Hadi. (CHE/HRS)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.