Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Jokowi Dulu, Baru JLNT Casablanca Bisa Dilalui

Kompas.com - 30/12/2013, 10:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang mulai beroperasional Senin (30/12/2013) ini. Namun, pada Senin pagi ini, jalan layang tersebut masih ditutup dengan marka jalan, dan belum ada kendaraan roda empat yang melintasinya.

Direktur Utama PT Istaka Karya Kasman Muhammad mengatakan, pengoperasion JLNT tergantung kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Iya, nanti siang baru akan diresmikan bersama Pak Gubernur. Jadi, setelah diresmikan baru beroperasional," kata Kasman kepada Kompas.com, Jakarta, Senin (30/12/2013).

Sebagai kontraktor paket Mas Mansyur, Kasman memastikan telah menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Pengaspalan sepanjang 200 meter di bagian hotel Le Meridien-Sampoerna Strategic telah selesai dikerjakan.

Untuk pemasangan rambu atau marka jalan, lampu penerangan jalan, hingga pembuatan taman, ia menyerahkan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI terkait. Setelah itu, jika Pemprov DKI Jakarta maupun masyarakat memiliki komplain, pihak kontraktor-lah yang akan memperbaikinya.

"Semua kontraktor akan mengikuti apa yang diinginkan masyarakat," ujar Kasman.

Pantauan Kompas.com, JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang masih ditutup dari dua arah. Terdapat sebuah standing microphone serta papan informasi proyek pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang.

Para petugas yang berasal dari Dinas Kebersihan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, dan petugas dari kontraktor sedang membersihkan JLNT tersebut. Sementara arus lalu lintas menuju Kampung Melayu dan sebaliknya terpantau ramai lancar.

Rencananya, Jokowi akan meresmikan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang pada pukul 13.00. Proyek pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang terdiri atas tiga paket pembangunan, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Pengerjaan proyek tersebut dimulai tahun 2010 yang dikerjakan dalam beberapa paket.

Paket Casablanca dikerjakan kontraktor PT Wijaya Karya dan PT Wijaya Konstruksi. Lalu paket Dr Satrio dikerjakan PT Adhi Karya. Sementara paket Mas Mansyur dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com