Adi (25), salah satu pegawai tiket sebuah PO bus, menjelaskan, tidak mungkin pegawai PO yang bekerja di terminal tersebut dipindahkan ke terminal lainnya. "Sekarang kalau kita misalnya mau pindah ke Pulogadung atau Rambutan, kan sudah ada orang di sana. Sudah ada pengurus sendiri-sendiri," kata Adi di Terminal Lebak Bulus, Kamis (2/1/2014).
Adi belum mendapat kabar mengenai nasibnya dari perusahaan PO bus yang mempekerjakannya. Adi berharap ada solusi dari pemerintah bagi pekerja setelah penutupan terminal menyusul pembangunan proyek MRT itu.
"Kami mendukung MRT, cuma dari MRT kami berharap paling tidak ada lahan pengganti terminal," ujarnya.
Kesehariannya, Adi mencari penumpang dengan tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur di Terminal Lebak Bulus. Dengan menjadi karyawan pencari penumpang, Adi mengatakan bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 2.000.000 per bulan. "Itu kita dapat dari komisi tiket," kata dia.
Seorang karyawan PO lainnya mengatakan hal senada. Ia berharap ada lahan pengganti untuk terminal baru di wilayah Jakarta Selatan. Terlebih lagi, kata dia, sebagian karyawan PO di loket tiket terminal tersebut sudah berkeluarga. Dengan penutupan terminal AKAP, ia mengaku bingung bagaimana dengan nasib mereka selanjutnya.
"Kalau tidak ada lahan lagi buat terminal di Jakarta Selatan jadi nganggur nih kita. Bingung larinya ke mana," ujar salah seorang pekerja.
Kepala Terminal Lebak Bulus Adjmain mengatakan, ada 80 PO bus yang beroperasi di terminal tersebut. Rata-rata, sebanyak 150 bus beroperasi melayani 1.000-1.200 penumpang luar kota per harinya. Bus AKAP di Lebak Bulus melayani trayek ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Riau, Merak, Lampung, Palembang, Padang, Riau, dan lainnya.
Pantauan Kompas.com, sejumlah spanduk dipasang di depan loket tiket bus. Isinya di antaranya berbunyi "Kowan Bisata Mendukung Pembangunan MRT Tapi Carikan Kami Lahan Pengganti Terminal Lebak Bulus" dan "Kami Menginginkan Dari Seluruh Elemen Pengguna Terminal Adanya Suatu Solusi Untuk Kehidupan Orang Banyak".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.